Home > Sejarah

Pesawat Berisi 182 Jamaah Haji Indonesia Meledak Menabrak Bukit Nabi Adam di Srilangka

Kecelakaan pesawat Martin Air pada 1974 yang dikenal sebagai Tragedi Kolombo itu membuat 182 jamaah haji Indonesia meninggal dunia.

Delapan jenazah dimakamkan di Ampel
Laporan-laporan resmi menyebutkan, penyebab kecelakaan adalah adanya kesalahan navigasi, tetapi bukan pada pesawat dan pilot pesawat tersebut. Pemerintah RI sendiri menilai pesawat terbang terlalu rendah dari tinggi minimum (safe altitude) adalah 10.200 kaki, sementara tinggi puncak kelima Seven Virgin yang ditabrak pesawat sekitar 4.600 kaki.

Delapan hari setelah kecelakaan dan setelah melewati investigasi mendalam yang dilakukan banyak pihak, pada 8 Desember 1974, Menteri Agama RI Mukti Ali, menyampaikan pernyataan resmi pemerintah di Surabaya. Waktu itu Mukti menyatakan, "Menurut berita yang diterima, pesawat tersebut terdapat terbakar di daerah bukit-bukit di sekitar Colombo."

BACA JUGA: Biografi Singkat Eril Anak Ridwan Kamil yang Meninggal Tenggelam di Sungai Aare

Kendati tak dipaparkan rinci, Mukti Ali mengungkapkan bahwa kondisi jasad para calon haji itu begitu buruk sehingga tak mungkin dimakamkan di Tanah Air. Hanya sebagian kecil saja yang bisa dibawa ke Indonesia.

"Menurut instruksi Presiden maka bagian-bagian daripada syuhada haji itu yang masih diperdapat (didapatkan) dikumpulkan menjadi satu peti dan supaya dikubur di Surabaya ini," kata Mukti Ali dalam pernyataan publik yang lembarannya disimpan rapi Kedubes RI di Colombo.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: PM India Tertawa Ada Orang Kencing di Pinggir Jalan Moskow, Ternyata Dubes India

Pemerintah Indonesia kemudian membangun satu kuburan di pemakaman Ampel, Surabaya. Hingga kini, keluarga korban kecelakaan haji di Srilangka itu kerap menziarahi pemakaman Ampel ini.

Namun yang dikuburkan di Ampel hanya sebagian kecil saja, karena sebagian besar jenazah dikubur secara massal di Maskeliya, Srilangka, yang sekaligus menjadi monumen itu. Di antara yang meninggal terdapat dua pramugari Martin Air berkewarganegaraan Indonesia, sementara total awak pesawat sembilan orang, termasuk pilot veteran yang asal Belanda, Lamme.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Setelah Bubarkan Seminar, Dua Polisi Cegat Gus Dur di Jalan, Ternyata Mau Cium Tangan

× Image