Home > Budaya

Mudik Ternyata Berasal dari Bahasa Betawi, Ini Asal Usulnya

Akar kata mudik berasal dari "udik" milik orang Betawi, artinya, menuju ke "udik" (kampung di utara).

Bagi orang Betawi, Lebaran sudah disambut sejak awal-awal Ramadhan. Sehari sebelum 1 Ramadhan, mereka sudah bergembira dengan memukul beduk sepanjang hari. Beduk hanya berhenti ditabuh ketika dekat waktu azan.

Mereka juga bersuci dengan cara mandi di kali-kali yang saat itu masih banyak yang berair bersih. Mereka mencuci kepala alias keramas. Bukan dengan sampo seperti sekarang, melainkan menggunakan air merang.

BACA JUGA: Humor Betawi: Orang-Orang Apa yang Ditembak Kagak Mati, Orang Gak Kena

Ramadhan adalah bulan istimewa tak hanya dari segi ibadah, tapi juga kulinernya. Orang Betawi zaman itu selalu menyiapkan hidangan daging kambing dan sapi yang masuk daftar menu makanan. Karena itu, banyak yang andilan atau patungan untuk membeli sapi yang disembelih dan dagingnya dibagi-bagi kepada 20-30 keluarga.

Setelah disemur mereka pun menggelar kenduri. Ketupat, semur daging, sambal godok labu, opor ayam, jadi menu Lebaran. Undangan makan pun berjibun.

Takbiran pun sangat meriah di Jakarta. Selain di masjid, takbir keliling dengan memukul beduk menjadikan suasana kemeriahan begitu kental terasa.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Kampung Kesal di Jakarta Kencing Harus Bayar Mahal

Anak-anak gadis sudah bersolek sejak sore. Apalagi yang dalam masa pingitan karena akan menikah. Mereka yang keluar rumah ketika dalam masa pingitan biasanya hanya membeli kembang api atau petasan. Itu wajib dikawal keluarga.

Namun, petasan saat ini dilarang. Ketika itu, ada alternatif permainan yang tak kalah bikin jantung berdansa, yakni bumbung bambu. Bumbung terbuat dari bambu yang ruas-ruasnya sudah dilubangi dan diisi karbit. Bagian depannya disumpel kain topo.

BACA JUGA: Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

Ketika sudah siap, lubang yang diisi karbit dan air lalu disulut api. Bumbung itu pun berbunyi seperti meriam, ”jlegur”, yang suaranya tak kalah nyaring dari bunyi petasan.

Pertanyaannya, apakah orang Betawi mudik saat Lebaran?

× Image