Mudik Ternyata Berasal dari Bahasa Betawi, Ini Asal Usulnya
Meski tidak pulang kampung, akar kata mudik berasal dari "udik" milik orang Betawi. Artinya, menuju ke "udik" (hulu, kampung yang di utara). Lawan kata udik adalah milir, menuju ke hilir, menuju ke selatan atau laut) atau kembali berangkat kerja mencari sesuap nasi. Namun, ada yang menyebut mudik berasal dari kata Jawa Ngoko, "mulih dilik" yang artinya pulang sebentar setelah merantau.
Diksi udik lalu diserap secara sosial ketika geliat urbanisasi masif di Indonesia pada medio 1960-an. Orang desa di berbagai daerah merantau ke Jakarta. Jakarta semakin diserbu kaum perantau pada era Orba, awal 1970-an di mana urbanisasi jadi salah satu proyek pemerintah Presiden Soeharto.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama
Mudik adalah fenomena sosial manusia beserta agama kepercayaannya. Mereka yang merantau akan kembali ke kampung menjenguk keluarganya.
Pada medio 1950-an, sebenarnya mudik tidak terlalu istimewa. Polisi tidak terlalu disibukkan dengan arus lalu lintas, tidak perlu menyiapkan posko khusus, apalagi mengerahkan aparat keamanan khusus di hari raya.