Home > Sejarah

5 Ulama Betawi Penjaga Akidah Umat di Zaman Belanda, Nomor 1 Buyutnya Ustadz Yusuf Mansur

Para ulama menjadi pasak bumi sekaligus simbol menjaga akidah umat Islam di masa penjajahan.

2. Guru Marzuki dari Cipinang Muara
Ulama kelahiran Rawa Bangke (sekarang Rawa Bunga), Jatinegara, Jakarta Timur pada 23 September 1877 ini bernama lengkap Ahmad Marzuqi bin Ahmad Mirshod bin Hasnum bin Khotib Sa’ad bin Ahmad Al-Fathani. Pada usai 12 tahun, ibundanya menitipkan Marzuqi kecil kepada seorang ulama di Rawa Bangke, Syaikh Anwar untuk dididik.

Selama empat tahun sejak 1889-1893 M itu ia sudah menguasai pelajaran baca Alquran dan ilmu dasar Islam dengan baik. Atas restu ibu dan gurunya, ia melanjutkan pendidikannya kepada Sayyid Usman bin Muhammad Banahsan atau biasa dikenal Sayyid Usman Muda yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Sayyid Usman bin Yahya yang merupakan Mufti Betawi itu.

BACA JUGA: Humor NU: Banyak Anak Banyak Rezeki, Banyak Istri Banyak yang Iri

Pada 1907 M, Guru Marzuki melanjutkan pengembaraanya menimba ilmu ke Mekkah. Selama tujuh tahun di Mekkah ia banyak berguru kepada sejumlah ulama di sana seperti Syaikh Utsman As-Sarkawi, Syaikh Mahfudz At-Termasi, Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syaikh Marzuki Al-Bantani, hingga Syaikh Umar Syattho.

Pulang ke Batavia, Guru Marzuqi mendirikan pesantren dan mengajar di Rawa Bangke kemudian berpindah ke Cipinang Muara. Guru Marzuqi dikenal sebagai gurunya ulama Betawi karena banyak muridnya menjadi ulama terkemuka di kalangan Betawi. Di antaranya ada KH Abdullah Syafi’i, KH Noer Ali, KH. Thohir Rohili, KH. Achmad Mursyidi, dan KH. Ahmad Zayadi Muhajir.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kalau Punya Duit Saya Mending Dagang Rambutan daripada Bikin Bank Islam

× Image