Home > Sejarah

5 Ulama Betawi Penjaga Akidah Umat di Zaman Belanda, Nomor 1 Buyutnya Ustadz Yusuf Mansur

Para ulama menjadi pasak bumi sekaligus simbol menjaga akidah umat Islam di masa penjajahan.

1. Guru Manshur dari Jembatan Lima
Muhammad Mansur bin Abdul Hamid bin Damiri bin Abdul Muhid bin Tumenggung Tjakra Jaya dilahirkan pada 1878 M. Guru Mansur merupakan keponakan dari Syaikh Junaid Al-Batawi karena ayahnya, KH. Abdul Hamid, adalah adik kandung Syaikh Junaid. Ia juga kakek buyut dari Ustadz Yusuf Mansur.

Di usia 16 tahun ia pergi ke Mekkah untuk belajar dan kembali lagi ke Batavia. Guru Mansur pernah mengajar di Jam’iyatul Khair pada 1907 M bersama dengan Syaikh Ahmad Sookarti dan KH. Ahmad Dahlan yang akhirnya mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.

BACA JUGA: Wirda Mansur Mimpi Bertemu Rasulullah dan Abu Bakar, Dimarahi karena tak Mau Menghafal Alquran

Guru Mansur memiliki banyak murid yang akhirnya menjadi ulama, sebut saja Di antara beberapa muridnya ialah KH. Firdaus (Mu’allim Rojiun Pekojan), KH. Muhadjirin Amsar Ad-Dary, KH. Abdul Rasyid (Mu’allim Rasyid, dari Tugu Selatan Jakarta Utara), dan Muallim KH. Syafi’i Hadzami.

Cerita paling heroik yang dilakukan Guru Mansur saat mengibarkan bendera merah putih di puncak menara masjid. Beliau pernah diberondong peluru Sekutu saat memanjat puncak menara masjid demi merah putih cemerlang di angkasa.

"Rempug! Kalau jahil belajar. Kalau alim mengajar. Kalau sakit berobat. Kalau jahat lekas tobat," kata Guru Mansur berpesan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Biarkan Pendemo Lempari Rumah Soeharto, Paling Kacanya Pecah

× Image