Home > Sejarah

Program Keluarga Berencana Ditentang Soekarno, Tapi Sukses di Era Soeharto

Presiden Soekarno tidak setuju dengan program KB karena menurutnya Indonesia masih luas dan bisa menampung penduduk hingga 250 juta jiwa.
Keluarga Berencana. Presiden Soekarno tidak setuju dengan program KB karena menurutnya Indonesia masih luas dan bisa menampung penduduk hingga 250 juta jiwa. Foto: IST.
Keluarga Berencana. Presiden Soekarno tidak setuju dengan program KB karena menurutnya Indonesia masih luas dan bisa menampung penduduk hingga 250 juta jiwa. Foto: IST.

KURUSETRA -- Tahun 1950-an, jumlah penduduk Indonesia belum menyentuh angka 100 juta jiwa. Namun program Keluarga Berencana (KB) yang membatasi kelahiran anak sudah mulai terdengar. Presiden Soekarno saat itu tidak setuju dengan program KB karena menurutnya Indonesia masih luas dan bisa menampung penduduk hingga 250 juta jiwa.

Memang saat itu KB belum terpikirkan sama sekali bagi penduduk Indonesia. Karena itu, di era tersebut seorang ibu memiliki anak 10 atau lebih tidak menjadi masalah.

BACA JUGA: Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

Soekarno saat diwawancarai Louis Fischer, penulis dan wartawan AS mengatakan penduduk Indonesia bisa terus ditambah dari 100 juta jiwa hingga mencapai 250 juta jiwa. "Masih banyak pulau besar di Indonesia yang dapat menampung penduduk seperti Kalimantan, Sumatra, Papua dan Sulawesi," kata Soekarno.

Memang program KB akhirnya benar-benar masif digelar di era Presiden Soeharto. Pak Harto dinilai berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menjalankan program KB dengan slogan "dua anak cukup".

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Becak Dilarang Jadi Penyebab Wabah DBD, Soalnya Nyamuk Sini Cuma Takut Tiga Roda

× Image