Home > Sejarah

Karena Kurang Biaya, Pemerintah Hindia Belanda Batalkan Rencana Pemindahan Ibu Kota

Pemerintah Hindia Belanda lewat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels membatalkan memindahkan ibu kota dari Kota Tua ke Semarang atau Surabaya karena faktor biaya.
Herman Willem Deandels. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels membatalkan memindahkan ibu kota dari Kota Tua ke Semarang atau Surabaya. Foto: IST
Herman Willem Deandels. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels membatalkan memindahkan ibu kota dari Kota Tua ke Semarang atau Surabaya. Foto: IST

KURUSETRA -- Rencana Indonesia yang akan pindah ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan menuai perdebatan. Banyak pihak yang merasa rencana itu akan buntu di tengah jalan karena banyak faktor, salah satunya kurangnya biaya. Ternyata batalnya pindah ibu kota pernah dialami Pemerintah Hindia Belanda.

Pelabuhan Sunda Kalapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara yang kini sudah direnovasi dulunya adalah halaman luar dari Benteng Kota Batavia. Pada abad ke-16, Benteng Batavia berada di Jalan Tongkol atau 200 meter dari pintu air pelabuhan.

BACA JUGA: Jokowi Ingin Bangun IKN, Jadi Teringat Jonggol, Desa yang Gagal Jadi Ibu Kota

Di dalam benteng kota berupa bangunan persegi empat dengan tiap sudutnya terdapat bastion sebagai tempat pertahanan bila menghadapi ancaman musuh. Benteng ini dihancurkan pada 1810 oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels karena dianggap sebagai kota yang sangat tidak sehat.

Saat itu, Deandels sudah menyiapkan sejumlah lokasi untuk memindahkan Ibu Kota, Semarang atau Surabaya menjadi pilihan. Namun, Daendels memilih ‘Weltevreden’ atau sekitar 10--15 km ke arah selatan Kota Tua.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Kaget Salam untuk Ahli Kubur Ada yang Menjawab, Ternyata Ibu-Ibu Pengajian

× Image