Home > Sejarah

Pertalite Mau Naik, di Zaman Penjajahan Jepang BBM Murah Walau Rakyat Hidup Susah

Warga yang ketahuan menimbun BBM akan ditangkap Kampetai (polisi Jepang) dan nasibnya sudah tidak jelas.

Bukan saja mengeluarkan peraturan yang menurunkan harga BBM, Pemerintahan Balatentara Jepang juga mengeluarkan pengumuman penurunan tarif bus kota, dari lima sen jadi tiga sen.

Penguasa militer Jepang dikenal sangat ketat dalam mengawasi harga-harga eceran BBM dan berbagai kebutuhan pokok di pasar-pasar. Tugas pengawasan ini dilakukan oleh polisi militer Jepang, yang dikenal dengan nama Kempetai. Ada istilah saat itu, ”Bila ditangkap Kempetai pulangnya tinggal nama.”

BACA JUGA: Download Lagu MP3 dari Video YouTube Pakai MP3 Juice di Sini: Cepat dan Aman

Dalam pengawasan ini tidak tanggung-tanggung Kempetai menyebarkan mata-mata ke pasar-pasar dan pusat-pusat perdagangan. Pada Agustus 1942, lima bulan setelah pendudukan Jepang, sejumlah pedagang Cina dan Arab ditangkap karena kedapatan menaikkan harga dagangannya di atas ketentuan pemerintah.

Nama mereka pun diumumkan di surat kabar. Tapi, ketatnya pengawasan, tidak mengurangi mereka untuk melakukan penimbunan.

BACA JUGA: Sejarah Pembantaian Dukun Santet di Banyuwangi Tahun 1998: Ratusan Orang Tewas Dibacok dan Dibakar

Menjual barang sambil menunggu kenaikan harga-harga. Yang unik kala itu pihak Kotapraja Jakarta mendistribusikan berbagai barang ke toko-toko. Tetapi, para pembeli tidak melihatnya karena barang-barang tersebut dijual para pedagang di pasar gelap dengan harga jauh di atas ketentuan.

× Image