Home > Sejarah

Indonesia 1950-an: Kemiskinan Merajalela, Parpol Cakar-cakaran, Anak Sekolah tak Dipusingkan PPDB

Meskipun zaman susah, bagi orang-orang berkantong tebal terdapat sejumlah tempat hiburan.

Sementara, pertokoan yang paling bergengsi kala itu adalah Pasar Baru dan Glodok. Kedua kawasan pertokoan itu pernah menjadi black market penjualan uang dolar dan mata uang asing lainnya.

Kala itu belum dikenal istilah dangdut dengan goyangannya yang erotis. Sementara, para penyanyinya saling rebutan untuk tampil seksi. Maklum, artis yang tidak berani buka-bukaan sulit bisa laku.

Saat itu para wanita berpakaian sangat sopan, termasuk penyanyi-penyanyi orkes Melayu. Mereka memakai konde dua yang disebut konde berunding. Sedangkan gadis-gadis rambutnya dikepang dan belum ada yang ngelayap ke mal-mal yang kala itu belum nongol.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image