Politikus India Hina Nabi Muhammad, Islam Indonesia dari Gujarat, dan Warga India Hijrah ke Batavia
Ada yang berpendapat Islam di Indonesia datang dari Gujarat. Padahal, para penyebar Islam berasal dari Hadramaut, dan sebelum ke Nusantara terlebih dulu mampir di Gujarat dan ada yang menetap di Gujarat.
Alasannya, perjalanan dengan kapal layar memerlukan waktu lama. Dan India, seperti juga Yaman dan negara Arab lainnya, jadi jajahan Inggris hingga tidak ada masalah izin tinggal karena satu paspor.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Setan Beneran Takut Ayat Kursi, Setan Senayan Malah Rebutan Kursi
Migrasi ketiga dari India ke Indonesia terjadi pada abad ke-18 ketika seluruh Asia dikuasai oleh kekuatan-kekuatan kolonial Eropa. Dengan munculnya Revolusi Industri di pertengahan abad ke-19 terjadi perubahan pola migrasi. Dari India yang dikirim adalah para pekerja (kuli).
Migrasi ke empat terjadi sesudah Perang Dunia I, terdiri dari para pedagang dari Sindh (India Utara). Dan, migrasi terakhir terjadi sesudah Perang Dunia II, yang umumnya para keluarga korban perang saudara (para pengungsi) ketika India dibagi menjadi dua negara: India dan Pakistan. Mereka datang untuk mencari keamanan dan kehidupan baru di Batavia, yang menurut mereka tidak terlalu berbeda dengan kota-kota di India, karena pengaruh budaya India.
BACA JUGA: Profil Eril Putra Ridwan Kamil, Ditakdirkan Lahir di Amerika Meninggal Dunia di Eropa
Menurut Suresh G Vaswani dari Gandhi Memorial School, banyak istilah-istilah India masa lampau yang sampai sekarang masih hidup dan menjadi istilah sehari-hari di Betawi, antara lain kata guru, bumi, daya, wayang, pustaka, prasasti, manusia, dan istri.
Sedangkan pengaruh makanan yang berasal dari India Selatan adalah makanan yang menggunakan santan, kayu manis dan lada hitam. Sate di Indonesia menyerupai sate yang berasal dari India Utara. Perbedaannya hanya pada cara pengolahannya. Gulai di Indonesia terbuat dari kari yang merupakan makanan khas India. Hanya rasanya diubah untuk mendapatkan rasa khas Betawi.
Di Jakarta, menurut data tahun 2000-an, diperkirakan terdapat 2.000 kepala keluarga India. ”Orang Betawi sangat toleran. Saya ini orang India dan saya Hindu. Tapi tidak ada masalah dalam bergaul dengan warga Betawi,” kata Suresh G Vaswani.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.