Home > Sejarah

Politikus India Hina Nabi Muhammad, Islam Indonesia dari Gujarat, dan Warga India Hijrah ke Batavia

Orang India yang datang ke Nusantara pada abad ke-4 sampai 11 Masehi hampir seluruhnya datang dari India Selatan.

Makanan India dan Pakistan terkenal dengan aneka ragam aroma rempah-rempahnya. Warga India dan Pakistan di toko mereka menyediakan beragam rempah-rempah yang juga banyak didatangkan dari negara asalnya.

Karena semakin banyaknya penduduk yang nenek moyangnya berasal dari Asia Selatan, maka bermunculan lah toko-toko rempah-rempah di Sunter dan daerah yang berdekatan dengan sekolah India, seperti Gandhi Memorial School, Universal School dan Jupilee School.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Gara-Gara Gak Boleh ke Diskotik dan Tempat Prostitusi, Banyak Kiai Pilih Poligami

Bagi warga India (Hindu) shindur adalah tanda merah yang dioleskan sang suami saat menikah, seperti yang sering kita lihat dalam film-film Bollywood. Sedangkan phundi diletakkan di dahi hanya sebagai hiasan, dengan dominasi warna merah. Juga tato warna-warni untuk hiasan tangan dan badan.

Meskipun toko-toko mereka terletak di berbagai pusat perdagangan, termasuk Pasar Baru, tapi dari Sunter-lah ekspor dan impor garmen dilakukan. Kawasan di Jakarta Utara ini juga banyak didatangi pembeli dari Jakarta dan berbagai kota di tanah air, karena di sini juga terjadi transaksi penjualan tekstil secara grosir.

BACA JUGA: Jenderal Soedirman: Sungguh Berat Jadi Kader Muhammadiyah, Ragu dan Bimbang Lebih Baik Pulang

Orang India sudah mendatangi Nusantara sejak abad ke-4 sampai 11 Masehi. Mereka hampir seluruhnya datang dari India Selatan. Jakarta pada abad ke-5 pernah diperintah oleh Kerajaan Hindu Tarumanegara dengan Raja Mulawarman. Migrasi kedua terjadi pada abad ke-14 sampai 16 dengan datangnya pedagang beragama Islam, berasal dari Gujarat dan pantai Malabar, serta dari India Selatan.

× Image