Home > Sejarah

6 Juni 1910, Lahirnya Soekarno dan Mitos Orang Jawa di Balik Meletusnya Gunung Kelud

Melutusnya Gunung Kelud menjadi penanda sejumlah peristiwa penting di Nusantara, seperti lahirnya Prabu Hayam Wuruk, runtuhnya Kerajaan Pajang, dan kelahiran Soekarno
Ir Soekarno. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901, tidak lama setelah Gunung Kelud di Kediri meletus. Foto: IST.
Ir Soekarno. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901, tidak lama setelah Gunung Kelud di Kediri meletus. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sepanjang sejarah, Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus yang menelan banyak korban jiwa. Namun, ada tiga peristiwa penting yang ditandai dengan meletusnya gunung yang berada di Kediri tersebut. Pertama pada abad ke-13 di mana letusan Gunung Kelud menjadi pertanda lahirnya seorang anak yang ditakdirkan menjadi Raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk. Letusan kedua terjadi pada 1586 saat letusan Gunung Kelud memberi kabar runtuhnya Kerajaan Pajang dan menjadi awal lahirnya Kerajaan Mataram. Letusan terakhir pada 1901 di mana di tahun itu lahir seorang anak laki-laki di Surabaya yang kelak menjadi presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Enam Juni 1901 saat matahari belum merekah sempurna di Kota Surabaya, Hindia Belanda, bayi laki-laki lahir dari seorang perempuan bernama Ida Ayu Nyoma Rai. Ayahnya yang berprofesi sebagai guru bernama Raden Soekemi memberikan nama anak laki-lakinya yang lahir tak lama setelah Gunung Kelud Meletus itu Kusno Sosrodihardjo.

BACA JUGA: Daftar Gaji 7 Presiden Indonesia: Soekarno Hanya Bisa Beli Permen, Jokowi Bisa Beli Mobil Bekas

Bagi masyarakat Jawa, letusan gunung menyiratkan akan ada kabar besar. Kelahiran Kusno pun masuk dalam kepercayaan tersebut. Kusno dinilai berkah bagi Nusantara, apalagi bagi masyarakat Jawa, seseorang yang dilahirkan saat matahari terbit maka nasibnya telah ditakdirkan terlebih dulu.

Namun karena sering sakit, Kusno pun bersalin nama menjadi Soekarno. Pergantian nama itu menurut tradisi Jawa perlu dilakukan karena ada kepercayaan "keberatan nama". Karno diambil dari nama panglima perang dalam kisah Bharatayudha, Karna.

BACA JUGA: Bendera LGBT di Inggris, Teringat Pidato Soekarno: Amerika Kita Setrika, Inggris Kita Linggis!

× Image