Home > Sejarah

Operasi Petrus Berantas Begal dan Preman: Mayat Dikarungin dan Mengambang di Sungai

Pemerintah Orba menggelar operasi Petrus yang menembak mati para preman di sejumlah wilayah Indonesia.

Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani (tengah) dan Presiden Soeharto (kanan).
Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani (tengah) dan Presiden Soeharto (kanan).

Menjelang akhir 1970-an, Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani dalam upaya membasmi banditisme melancarkan operasi yang lebih dikenal dengan sebutan Petrus (penembak misterius). Kala itu, masyarakat sudah maklum bila ada berita surat kabar, “Ditemukan mayat dalam karung”. Bahkan, ada juga mayat yang mengambang di sungai, atau tergeletak di semak-semak.

Kriminilitas di Jakarta pada tahun 1950-an masih jauh lebih kecil. Bahkan ada yang membandingkan masih lebih baik dibandingkan di kota-kota besar di negara lain, termasuk Singapura. Dulu masih ada penodong yang menggunakan senjata api palsu. Kini hampir tidak terdengar lagi.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ada Satu Gus yang Amat Dibenci Soeharto, Gusmao Presiden Timor Leste

Penodongan di waktu siang kini sudah sering terdengar. Kalau pada 1950-an dan 1960-an penjahat, perampok, penodong hanya mengincar harta benda korbannya, dan masih mengindahkan nyawanya, sekarang tidak lagi. Banyak korban tewas akibat tembakan pistol si perampok.

Sejumlah tokoh Betawi menyatakan, pada tahun 1950-an situasi Jakarta aman, karena ada tokoh ‘jagoan’ yang merupakan ‘palang pintu’ di daerah tempat tinggalnya. Tokoh masyarakat setempat ini merasa malu dan terhina bila terjadi kriminalitas di kampungnya.

BACA JUGA: 7 Menu Jagoan Nasi Padang yang Diharamkan

× Image