Sejarah Berdirinya GP Ansor yang Hari Ini Rayakan HUT ke-88
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya BANOE di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal BANOE.
Pada masa penjajahan Jepang, organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh Jepang termasuk ANO. Kemudian tokoh ANO Cabang Surabaya, Mohammad Chusaini Tiway mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO dan mendapat respon positif dari KH Wachid Hasyim (Menteri Agama RIS kala itu), maka pada 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor atau disingkat GP Ansor.
BACA JUGA: VIRAL, Pria Berseragam Banser Lecehkan Tsamara Amany
GP Ansor hingga kini berkembang pesat menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman, dan kebangsaan. GP Ansor kini sudah memiliki 433 cabang di tingkat kabupaten/kota, di bawah koordinasi 32 pengurus wilayah tingkat provinsi, hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus Banser yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya.
BACA JUGA: GP Ansor Bantah Anggota Banser Lecehkan Tsamara Amany: Fotonya Dicatut
Tak hanya itu, GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalanan bangsa. Mereka juga tetap menempati posisi serta peran yang stategis dalam setiap pergantian kepemimpinan nasional.