Soal Pawang Hujan Mandalika, Pendeta Gilbert: Kita Ini Bangsa Maju, Mosok Masih Percaya Paranormal
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sejumlah ulama sudah berkomentar tentang polemik pawang hujan di Sirkuit Internasional Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Ahad (20/3/2022). Sayangnya, masih banyak pihak yang menentang pengharaman pawang hujan yang disebut sebagai dukun oleh para ulama, karena menilai pawang hujan adalah bagian dari kearifan lokal. Kini Pendeta Gilbert Lumoindong, pemuka agama Kristen juga ikut berkomentar tentang atraksi pawang hujan, Rara Istiati Wulandari.
Menurut Gilbert, klaim Rara yang bisa mengendalikan hujan sangat tidak masuk akal. Ia pun heran masih ada orang yang percaya dengan pawang hujan dan menyebutnya sebagai bentuk kearifan lokal.
BACA JUGA: Rara Pawang Hujan: Di Langit Ada AC, Remotenya Saya yang Pegang
"Saya hormati penjilat-penjilat politik yang berkata 'oo ini benar, ini bagus, ini adalah kearifkan lokal'. Jujur pada dirimu sendiri pakai akal sehat. Tutup kalau begitu semua rumah sakit. Tutup semua rumah sakit kan kearifan lokal kita dulu pergi ke dukun. Tapi kan kita mau tinggalkan seperti itu," kata Gilbert dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Gilbert menegaskan, Indonesia adalah bangsa maju, sehingga malu rasanya jika masih percaya seperti pawang hujan. Apalagi ustadz, kiai, dan pendeta sudah bertugas mengingatkan kepada umat untuk bersikap rasional.
Karena itu, ia mengingatkan jika memang sakit sebaiknya pergi ke dokter atau berobat sembari berdoa. Namun, bukan meminta tolong ke dukun. "Tapi bukan meminta tolong dengan mantra-mantra, tenungan-tenungan, roh-roh kegelapan seperti ini. Karena kita semua percaya that developer never work for free, setan itu gak pernah kerja gratis," kata Gilbert.
BACA JUGA: Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam