Tradisi Mandi Besar Jelang Puasa Ramadhan, Sekarang Pakai Sampo Dulu Pakai Merang
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Bagi warga Betawi, bulan suci Ramadhan sangat mereka nantikan. Sehari menjelang Ramadhan terlihat kesibukan luar biasa di rumah-rumah. Ibu-ibu belanja lebih banyak daripada hari biasa untuk menyiapkan makan sahur. Sedang pasar-pasar diserbu para pembeli.
Ada suatu keistimewaan dalam menyambut Ramadhan yang kini sudah hampir tidak terdapat lagi. Saat itu, pada sore hari, di getek-getek di tepi sungai-sungai terlihat para ibu, khususnya gadis-gadis tengah keramas. Dengan bekemben kain batik mereka mandi dan menyiram seluruh tubuh.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Ngotot Naik Pesawat Emoh Pakai Sabuk Pengaman karena Sudah Pakai Sabuk Isi Doa
Kalau sekarang digunakan shampo untuk mencuci rambut, hingga tiap jam kita disuguhkan puluhan iklannya di televisi, dulu untuk keramas digunakan merang. Yakni, kulit gabah yang dibakar kemudian dicampur dengan buah rek-rek. Buah berbusa yang umumnya digunakan untuk menyepuh perhiasan, emas dan perak, agar mengkilat kembali. Istilah ketombe baru muncul akhir-akhir ini, yang di iklan membuat wanita dan pria dijauhi lawan jenisnya.
Di samping merang, untuk keperluan keramas ada kalanya digunakan lidah buaya. Sedang untuk memperindah dan mencegah kerontokan rambut digunakan minyak kemiri. Baunya harum dan dipakai juga oleh pria.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ibu-Ibu Suka Riya Ibadah Ditanya Bule Soal Salad, Dijawab Saya Sholat 5 Kali Sehari