Sebelum UAS, UAH, UYM, HAMKA Lebih Dulu Pakai Nama Singkatan
PERUBAHAN NAMA HAMKA
Perubahan nama Haji Abdul Malik Karim Amrullah menjadi akronim HAMKA memiliki banyak alasan. Salah satunya adalah untuk melepaskan diri dari bayangan nama besar ayahnya yang merupakan ulama terkenal di Sumatra dan murid ulama besar Syekh Ahmad Khatib.
"Namun, alasan lain yang lebih mungkin adalah untuk memudahkan namanya mudah diingat oleh orang lain, mengingat nama Haji Abdul Malik Karim Amrullah terlalu panjang untuk disebut atau dituliskan berkaitan dengan profesi yang dia tekuni sebagai ulama dan penulis," catatan yang terangkum dalam Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka (1983).
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ratusan Orang NU Jadi Muhammadiyah karena Sholat Tarawih
.
Alasan terakhir ini mendapat dukungan dari berbagai sumber. Sarwan dalam Sejarah dan Perjuangan Buya Hamka Diatas Api di Bawah Api (2001) menegaskan penyingkatan namanya dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah menjadi HAMKA berkaitan dengan aktivitas beliau dalam bidang penulisan.
Seperti diketahui HAMKA berprofesi menjadi aktivis dakwah, hingga jurnalis. Tercatat, HAMKA pernah menjadi wartawan berbagai surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Panji Masyarakat.
BACA JUGA: Tegur Gus Miftah, Derry Sulaiman: Ustadz Khalid Dijadikan Wayang Itu Sudah Kurang Ajar
Dalam dunia kepengarangan, HAMKA juga kadang-kadang menggunakan nama samaran, yaitu A.S. Hamid, Indra Maha, dan Abu Zaki. Demikian disebutkan oleh laman Badan Bahasa Kemdikbud.
Sebagai seseorang yang berfikiran maju, Hamka produktif dalam menyampaikan ide-ide cemerlang melalui ceramah, pidato, dan berbagai macam karya dalam bentuk tulisan. Hingga dirinya wafat pada 24 Juli 1981, Hamka telah mencetak 85 karya tulis.
BACA JUGA: Gus Dur Nonton Wayang Ngumpet-Ngumpet karena Takut Diomelin Mbah Hasyim
Akan tetapi, karya-karya HAMKA dinilai masih banyak yang belum terkumpul. Misalnya artikel-artikel di berbagai surat kabar.
Putra HAMKA yang bernama Rusyi menyebutkan keseluruhan karya HAMKA sebanyak 118 jilid tulisan yang telah dibukukan, namun masih ada yang belum terkumpul dan dibukukan. Demikian tercatat dalam Pribadi dan Martabat Buya Hamka (1983).
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Otak Orang Indonesia Paling Mahal karena Masih Baru Gak Pernah Dipakai
.
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.