Home > Sejarah

Kisah Punahnya Kebun Buah di Pasar Minggu, Padahal Sudah Ada Sejak Abad ke-19

Pasar Minggu sejak abad ke-19 dikenal sebagai sentral kebun dan penjualan buah-buahan.

Pasar Minggu. Aktivitas pedagang buah di Pasar Minggu abad ke-19. Foto: Tangkapan Layar/Dok Republika.
Pasar Minggu. Aktivitas pedagang buah di Pasar Minggu abad ke-19. Foto: Tangkapan Layar/Dok Republika.

Kebun Buah Musnah

Namun seiiring berjalannya waktu, Pasar Minggu tidak lagi menjadi wilayah pinggiran Batavia atau Jakarta. Tumbuhnya sektor industri menjadikan Pasar Minggu masuk dalam rancangan sebagai wilayah perdusunan bukan pertanian. Sejak saat itu lahan pertanian yang menghasilkan buah pelan-pelan tergusur.

Langkah Gubernur Ali Sadikin pada 1966 yang memindahkan kebun binatang Cikini ke Ragunan, menggusur kebun buah di wilayah tersebut. Alih fungsi lahan pertanian (landbouw) menjadi kebun binatang, menjadikan wilayah penghasil dan pemasok pasar buah yang tumbuh sejak awal abad ke-20 pun ikut musnah.

BACA JUGA: Kemenkominfo tak Blokir Situs Judi, Gubernur Ali Sadikin Malah Pernah Legalkan Judi di Jakarta

.

Tak hanya di wilayah Ragunan, kebun buah (landbouw) Jatipadang milik pemerintah pada 1970-an juga hilang gara-gara dialihfungsikan menjadi perumahan bagi pegawai Departemen Pertanian. Sejak saat itu Pasar Minggu tak lagi memproduksi buah-buahan secara mandiri. Apalagi hasil buah dari kebun dan pekarangan penduduk Pasar Minggu tidak mampu memenuhi permintaan pasar.

Hilangnya lahan pertanian di Pasar Minggu membuat sejumlah pedagang dari luar Pasar Minggu berdatangan. Mulai dari Depok, Citayam, Bojonggede, Bogor, hingga Sukabumi datang ke Pasar Minggu untuk menjual buah.

BACA JUGA: Sebelum Citayam Fashion Week Viral, Kampung Citayam Sudah Terkenal Sejak Zaman Kolonial

Kini para pedagang dari luar juga datang ke pasar yang memiliki luas 18 ribu meter persegi tersebut. Tak hanya pedagang buah, sayur dan bahan pangan, di Pasar Minggu juga bisa ditemui pedagang kebutuhan hidup mulai dari sembako, pakaian, perlengkapan rumah tangga, hingga barang elektronik. Bahkan ketika malam takbiran, Sedulur bisa membeli berbagai keperluan Lebaran, seperti ketupat hingga bunga.

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

BACA JUGA: Tranformasi Republika: Dari UGC hingga Demokratisasi Konten

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Download GB WA (WhatsApp GB) Gratis Pakai Google Chrome: Banyak Update Fitur-Fitur Seru

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image