Kenapa Banyak Rumah, Villa, Hotel, dan Istana Buatan Belanda di Bogor? Ini Alasannya
BOGOR KOTA PENSIUNAN
Sampai 1960-an Bogor masih menjadi favorit kota para pensiunan. Jalan Juanda di era tersebut banyak sunyi senyap karena belum banyak bermunculan kendaraan bermotor.
Ada kisah di balik Jalan Juanda. Di jalan tersebut pernah tinggal Ibu Hartini, rondo anak limo kesayangan Soekarno. Hartini dinikahi Soekarno sebagai istri kelima. (Baca kisah cinta Soekarno-Hartini di sini: Hartini, Janda Anak Lima yang Bikin Soekarno Jatuh Cinta)
Dari Jalan Raya Juanda setelah melewati Kebun Raya, Sedulur bisa menuju ke arah Puncak. Pernahkah Sedulur membayangkan bagaimana sulitnya Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811) membangun 'Jalan Pos' di tengah-tengah medan tanjakan dengan menggunakan gerobak sapi untuk mengangkut baru-batuan dan menghancurkan bukit-bukit.
.
BACA JUGA: Sejak Masa Kolonial, Sistem Pendidikan Lebih Memihak kepada Orang Berduit
Seorang penulis Belanda pada 1912 menceritakan tamasya ke Bogor dari Batavia, suatu kebiasaan yang dilakukan warga Belanda dan orang-orang-orang kaya guna berakhir pekan menghadapi kesumpekan Kota Batavia saat musim panas.
Gubernur Jenderal Baron van Imhoff pada 1744 mengadakan ekspedisi ke daerah selatan Batavia. Di tengah perjalanan, ia terpesona oleh keindahan Kota Bogor. Gubernur Jenderal keturunan Jerman ini langsung memerintahkan pembangunan gedung untuk tempat tinggal para gubernur jenderal yang kini menjadi Istana Bogor.
BACA JUGA: Gempa Bumi Hancurkan Istana Bogor
Presiden Soekarno senang liburan akhir pekan di Bogor...