Home > Sejarah

Wasiat Soekarno Sebelum Meninggal: Bungkus Mayat Saya dengan Bendera Muhammadiyah

Soekarno menjadi kader Muhammadiyah sejak perang kemerdekaan.
Presiden Pertama RI, Soekarno. Sebelum meninggal dunia, Soekarno pernah meninggalkan wasiat agar jenazahnya dibungkus kain bendera Muhammadiyah. Foto: Dok Republika.
Presiden Pertama RI, Soekarno. Sebelum meninggal dunia, Soekarno pernah meninggalkan wasiat agar jenazahnya dibungkus kain bendera Muhammadiyah. Foto: Dok Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebelum meninggal dunia, Ir Soekarno meninggalkan wasiat yakni ingin jenazahnya dibungkus bendera Muhammadiyah. Presiden pertama RI itu memang memiliki pertalian batin yang kuat dengan Muhammadiyah, bahkan Soekarno tercatat sebagai murid KH Ahmad Dahlan dan resmi menjadi kader pada 1930.

“Bungkuslah mayat saya dengan bendera Muhammadiyah," kata Bung Karno kepada pemimpin Muhammadiyah seperti ditulis mantan ketua KPK, Dr. H.M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. dalam makalahnya yang disampaikan dalam pengajian pemimpin Muhammadiyah DIY, di kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ahad 26 April 2015 seperti dinukil dari uad.ac.id.

BACA JUGA: Di Hadapan Gus Dur, Ratusan Warga NU Jadi Orang Muhammadiyah Gara-Gara Sholat Tarawih

.

Busryo menjelaskan, wasiat itu menunjukkan Soekarno jatuh cinta kepada Muhammadiyah. Fakta ini dapat dikaitkan dengan istri Soekarno, Fatmawati, yang lahir di kalangan kultur Muhammadiyah Bengkulu.

Soekarno tercatat sebagai kader Muhammadiyah sejak masa perang kemerdekaan. Ia adalah salah satu murid pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.

BACA JUGA: Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya

Saat itu, Kiai Ahmad Dahlan sering datang ke rumah Tjokroaminoto di Surabaya. Bahkan turut serta menjadi guru di lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Tjokroaminoto dibantu Mas Mansyur saat itu membuat forum Ta’mirul Ghofilin, dan Kiai Ahmad Dahlan didapuk sebagai penceramahnya. Selain penghuni kos seperti Soekarno dan Semaun, para pemimpin politik seperti Agus Salim, Soewardi Soerjaningrat (KI Hadjar Dewantara), juga sering datang.

BACA JUGA: Warga Muhammadiyah Memang tak Pernah Ikut Tahlilan, Tetapi Tetap Membaca Doa Tahlil

Soekarno menjadi kader Muhammadiyah karena...

× Image