Di Hadapan Gus Dur, Ratusan Warga NU Jadi Orang Muhammadiyah Gara-Gara Sholat Tarawih
Pak AR Imami Sholat Ala Muhammadiyah
Pak AR lalu mengimami sholat dengan khusyuk, tumaninah, pelan, halus, kalem, dan bacaan surah Alquran yang panjang. Karena itu baru delapan rakaat, durasinya Sholat Tarawih yang diimami Pak AR sudah melampaui sholat tarawih ala NU. Ratusan jamaah NU yang ikut jamaah di belakang Pak AR pun gelisah.
Ketika baru selesai delapan rakaat, Pak AR kembali bertanya kepada jamaah sebelum melanjutkan sholat. “Ini mau dilanjutkan tarawihnya cara NU yang 23 atau Muhammadiyah yang 11 rakaat?” tanya Pak AR.
BACA JUGA: Alasan Kenapa Warga Muhammadiyah tak Pernah Ikut Tahlilan
.
“Tarawih Muhammadiyah saja.....” sahut jamaah disambut tawa para jamaah. Kiai kelahiran Yogyakarta, 14 Februari 1914 itu melanjutkan dengan witir tiga rakaat.
Selesai sholat, Gus Dur berkata kepada para jamaah, “Baru kali ini ada sejarahnya warga NU di kandang NU dimuhammadiyahkan secara massal oleh seorang Muhammadiyah saja.”
BACA JUGA: Benarkah Orang Muhammadiyah Anti Ziarah Kubur?
Semua orang tertawa, tak terkecuali Pak AR yang wafat di Solo pada 17 Maret 1995. Allahu yarham Pak AR dan Gus Dur.
Tak hanya ratusan warga NU di Pesantren Tebuireng saja yang masuk Muhammadiyah, gara-gara Gus Dur, Presiden kedua RI, Soeharto pun pernah memilih tarawih ala Muhammadiyah...