Home > Budaya

Ridwan Saidi dan Kontroversi Fatahillah Seorang Yahudi

Ridwan Saidi tidak setuju hari lahir Jakarta pada 11 Juni 1527.

 Ridwan Saidi. Budayawan Ridwan Saidi meninggal dunia pada Ahad (25/12/2022). Semasa hidupnya beliau menyumbangkan banyak cerita sejarah dan budaya. Foto: Republika.
Ridwan Saidi. Budayawan Ridwan Saidi meninggal dunia pada Ahad (25/12/2022). Semasa hidupnya beliau menyumbangkan banyak cerita sejarah dan budaya. Foto: Republika.

TAK SETUJU HARI LAHIR JAKARTA 22 JUNI 1527

Ridwan Saidi pun sepemikiran dengan Prof Noegroho yang tidak setuju dengan penetapan 22 Juni 1527 sebagai hari lahir Jakarta. Ridwan Saidi di berbagai kesempatan menegaskan siap untuk debat pendapat mengenai ketidaksetujuannya. ”UUD saja bisa diubah, apalagi penentuan HUT DKI,” katanya. Babe Ridwan menyalahkan banyak sejarawan Indonesia yang mengutip sejarawan Belanda.

Tak hanya itu, Babe Ridwan yang pernah menjadi anggota DPR lewat PPP periode 1977-1987 itu juga menolak pendapat yang menyebutkan serangan Falatehan ke Sunda Kelapa sebagai perang agama. Falatehan atau Fatahillah disebut sejumlah sejarawan datang ke Sunda Kelapa untuk memerangi kaum kafir karena penguasa Pakuan Pajajaran memeluk agama kafir.

BACA JUGA: Nama Kota Tua Diganti Jadi Batavia: Ini Pintu Kecil Menuju Benteng Batavia Zaman Belanda

Ridwan memaparkan, ketika Falatehan menyerang Sunda Kelapa, agama Islam telah berkembang pesat di bandar pelabuhan ini dan daerah sekitarnya. Bahkan ia menilai, penaklukan Sunda Kelapa didorong oleh motivasi ekonomi.

”Kelak terbukti di dalam 92 tahun kekuasaan Cirebon/Banten Surosowan (Fatahillah, Tubagus Angke, Ahmad Jaketra) atas Pelabuhan Kalapa tidak membawa pengaruh atas penyebaran Islam. Karena mereka memang tidak menyebarkan Islam, melainkan berdagang saja,” tulis Ridwan dalam Babad Tanah Betawi.

BACA JUGA: Penampakan Ular Naga Penghuni Gunung Sunda

LKB (Lembaga Kebudayaan Betawi) bahkan pernah berencana mendirikan patung Falatehan di pelabuhan Sunda Kelapa, Pasar Ikan, semacam patung Liberty di pelabuhan New York. Bahkan suatu tim kala itu sudah berangkat ke Amerika Serikat dalam upaya mewujudkannya yang hingga kini tidak kesampaian.

"Ketika Falatehan menaklukkan Portugal di teluk Jakarta, penduduknya sudah beragama Islam. Karena awal masuknya pengaruh Islam secara berencana di Nusa Kelapa dimulai dengan berdirinya pesantren Quro di Tanjung Pura, Karawang."

BACA JUGA: Tarawangsa Rancakalong, Kesenian Sunda yang Sakral dan Berdaya Magis Tinggi

Ridwan Saidi menyebut jika Fatahillah adalah seorang Yahudi... baca di halaman selanjutnya...

× Image