Sejarah Kalideres, Zaman Belanda Dulu Ramai Dilintasi Perahu Kini Hitam dan Bau
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Nama Kalideres mencuat setelah kematian satu keluarga yang berjumlah empat orang di dalam rumah. Dugaan awal keempat korban meninggal dunia karena kelaparan dan dehidrasi dengan waktu kematian yang berbeda-beda. Namun kali ini kita tidak akan membahas soal misteri di balik kematian keluarga yang tinggal di rumah cukup mewah tersebut, tetapi Sedulur akan kami ajak mencari tahu soal asal usul Kalideres.
Kalideres secara denotatif diartikan sebagai sungai atau kali yang airnya mengalir dengan deras. Sungai atau kali yang aliran airnya deras biasanya mengalir di dataran tinggi atau bagian hulu. Namun, mengapa wilayah itu disebut Kalideres, padahal Jakarta secara geografis terletak di dataran rendah, artinya sungai-sungai yang mengalir bermuara di sebagian besar wilayah Jakarta.
BACA JUGA: Untung Suropati Bikin Kompeni Belanda Keki Setengah Mati
Kalideres adalah sebuah kecamatan berada di barat Jakarta dan tempat yang paling dikenal masyarakat adalah Terminal Bus Kota Kalideres yang terkenal dengan copet hingga pengamen yang kerap meminta paksa. Secara administratif ada lima kelurahan di Kalideres, yakni Kelurahan Kamal, Tegal Alur, Pegadungan, Kalideres dan Semanan yang membentang di 3.000 hektar area Kecamatan Kalideres.
Nama Kalideres diambil dari penggabungan dua kali, yakni kali dan deres. Kali berasal dari bahasa Jawa yang berarti sungai serta deres atau deras yang bermakna aliran air yang cepat. Dari penggabungan dua kata tersebut dapat diartikan Kalideres adalah sungai yang memiliki aliran air yang deras atau cepat.
BACA JUGA: Kesurupan Hantu Museum Nasional, Eh Setannya Takut Dijejelin Tai Kotok
Namun penamaan Kalideres tidak sepenuhnya tepat. Sebab, kali yang ada di wilayah tersebut bukan terbentuk secara alami, melainkan sebuah sungai buatan atau sejenis salurah air yang disebut orang Belanda sebagai vaart, yang berarti saluran air atau disebut sodetan sungai.
Orang Belanda juga memiliki beberapa jenis sungai buatan yang dibedakan berdasarkan lebar dan peruntukkannya. Di antaranya yakni gracht (kanal), sloot (parit), slokkan (selokan). Berdasarkan kegunaan dan ukurannya antara gracht (kanal) dan vaart (saluran) sama saja. Sementara sloot (parit) serta slokkan (selokan) secara ukuran relatif sama, akan tetapi secara kegunaan parit pada masa lalu penggunaannya berkaitan dengan bangunan benteng maupun untuk sarana pertahanan.
BACA JUGA: Makam Keramat Bertuliskan Nesah Binti Nabi Sulaiman Berusia 1.200 Tahun Hebohkan Warga Tangerang
Di zaman Belanda, Kalideres disebut sebagai Mookervaart.... baca kelanjutannya di halaman selanjutnya ya...