Home > Sejarah

Lapangan Monas Saksi Sejarah Indonesia: Runtuhnya Belanda, Penjajahan Jepang, Demo Pembubaran PKI

Awalnya lapangan monas bernama Buffelsveld atau Lapangan Kerbau karena di lokasi tersebut untuk menggembalakan kerbau dan ternak lainnya.

Koningsplein (Lapangan Raja). Awalnya lapangan monas bernama Buffelsveld atau Lapangan Kerbau karena di lokasi tersebut untuk menggembalakan kerbau dan ternak lainnya.
Koningsplein (Lapangan Raja). Awalnya lapangan monas bernama Buffelsveld atau Lapangan Kerbau karena di lokasi tersebut untuk menggembalakan kerbau dan ternak lainnya.

Pada Maret 1942, Jepang menaklukkan Batavia. Bukan hanya nama kota ini diganti jadi Jakarta, tapi Koningsplein yang berbau feodal diganti jadi lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta). Tapi lapangan yang luasnya lebih 100 ha ini, tidak hanya dimanfaatkan para atlet. Di lapangan ini terdapat belasan lapangan sepakbola, dan tiap Sabtu dan Ahad diselenggarakan kompetisi seperti layaknya Liga Inggris dan Italia.

Pada 1950-an dan awal 1960-an, sebelum dibangun Stadion Utama Senayan, diselenggarakan pertandingan antar kota, termasuk mendatangkan berbagai kesebelasan luar negeri. Para pemain nasional seperti Ramang, Djamiat, Liong Houw, Kiat Sek, Vander Vin, yang kemudian diteruskan generasi berikut : Sutjipto, Iswadi Idris, Abdul Kadir, dan Jacob Sihasale dibentuk dari tempat ini. Di sini juga terdapat dua lapangan hockey, yang para pemainnya kebanyakan warga keturunan India dari Pasar Baru dan Jl Pintu Air, Jakarta Pusaat.

BACA JUGA: Biaya Pembangunan Monas Jika Dilakukan Hari Ini Rp 266 Triliun

Sebelum Bung Karno membangun Tugu Monas (pemancangan tiang pertama 17 Agustus 1961), di lapangan ini berdiri beberapa bangunan pemerintah, markas kepolisian Jakarta, kantor telepon dan telegraf, bioskop dan balai pertemuan Deca Park, Jawatan Penerangan DKI, Press Club, Taman Amir Hamzah, Kantor Pos Pembantu, dan Stadion IKADA sendiri. Di Deca Park (kini di depan Markas Besar Angkatan Darat Jl Merdeka Utara), seringkali diadakan pertandingan tinju dan gulat, yang pesertanya didatangkan dari luar negeri.

Di balai pertemuan Deca Park awal 1950-an para tokoh Islam berikrar untuk membangun Masjid Istiqlal. Pertemuan digelar untuk mengajak umat untuk mengumpulkan dana.

BACA JUGA: Shalat di Masjid Istiqlal, Mabuk di Restoran Bioskop Capitol

Banyak peristiwa penting terjadi di Monas. Pada 17 Oktober 1952 terjadi demo rakyat dan satuan-satuan ABRI di sini (depan Istana Merdeka). Mereka menuntut pada Bung Karno agar membubarkan parlemen (DPR-Sementara) dan menggantinya dengan parlemen baru. Tapi ditolak Bung Karno.

Kolonel AH Nasution sebagai KSAD menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Ia kemudian diganti Kolonel Bambang Sugeng. Tapi krisis dalam tubuh AD terus berlangsung hingga awal 1955.

BACA JUGA: Gara-Gara PKI Boikot Marilyn Monroe, Bioskop di Indonesia Bangkrut

Kawasan ini juga pernah diblokir ketika terjadi peristiwa G30S/PKI. Pada aksi-aksi pembubaran Orla, Monas juga dijadikan ajang demo mahasiswa dan pelajar menuntut pembubaran PKI. Setelah lama berselang, pada malam menjelang 20 Mei 1998, Monas diblokir kawat-kawat berduri oleh satuan TNI.

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
>
Inggris dan Belanda Berperang untuk Perebutkan Pulau Jawa

> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri

> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan

>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan

> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam

> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image