Batavia Abad 19 Kental Nuansa Eropa
Pada awal abad ke-19, Gubernur Jenderal Willem Herman Daendels memindahkan pusat kota ke arah selatan Weltevreden yang disebut kota atas atau kota baru karena letaknya lebih tinggi dari Batavia Lama di tepi laut. Weltevreden kala itu masih disebut kota pinggiran. Kala itu, kota atas disebut uptown dan kota bawah downtown.
Di sisi timur Kali Besar, bangunan yang banyak didirikan pada awal abad ke-20 sampai sekarang masih berfungsi dan dalam kondisi yang baik meskipun banyak yang sudah kumuh. Dalam hal bentuk bangunan, seperti terlihat di foto hampir semua bangunan berderet-deret dengan jendela-jendela besar di atasnya. Kota atas sekitar Weltevreden (Lapangan Banteng, Pasar Baru), Koningsplein (Medan Merdeka), Senen, Risjwijk (Jl Segara), dan Noordwijk (Jl Juanda).
BACA JUGA: Daendels Bangun Jalan Anyer-Panarukan, Thomas Raffles Pugar Candi Borobudur
Sejak 1750-an berganti-ganti gubernur jenderal memilih tinggal dan bekerja di wilayah yang lebih sehat di daerah selatan. Hanya pegawai VOC yang lebih rendah terus bekerja dan tinggal di kawasan kurang sehat, yaitu dalam tembok Batavia, sekitar Pasar Ikan.
.
TONTON VIDEO PILIHAN:
.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.