Batavia Abad 19 Kental Nuansa Eropa
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Abad ke-20 Jakarta masih bernama Batavia. Di ujung selatan Jl Kali Besar Timur, Jakarta Kota, dipandang dari Jembatan Tengah, situasi di sana lengangnya karena mobil belum banyak bermunculan. Salah satu keistimewaan yang kini sudah tidak ditemui lagi di seluruh Jakarta adalah bersihnya jalan raya.
Di masa kolonial, rupanya rakyat lebih mematuhi peraturan, termasuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi di jalan dan sungai-sungai. Di Kali Besar ada sebuah warung milik warga Cina, yang ketika itu beroperasi sampai ke kampung dan desa-desa.
BACA JUGA: Siapa Pemilik SPBU Vivo yang Diserbu karena Jual BBM Rp 8.900, Lebih Murah Rp 1.100 dari Pertamina?
Warung itu menjual kebutuhan pokok sehari-hari, seperti beras, minyak, kayu bakar, dan arang. Maklum ketika itu untuk memasak digunakan kayu bakar hingga tidak pernah kesulitan minyak tanah.
Waktu itu, kereta kuda merupakan angkutan dominan. Terlihat dua kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda. Sedangkan sais duduk di depan dan penumpang di bagian belakang ditutup oleh semacam tenda.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, Krisis Beras, Saking Susahnya Rakyat Makan Nasi Aking dan Bekicot di Zaman Jepang
Kereta macam ini meniru kereta di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19 saat kendaraan bermotor belum beroperasi. Kereta kuda macam ini masih terdapat di Museum Kraton, Yogyakarta, yang diberi sesaji dan diberi nama kiai.