Home > Sejarah

Sejarah Pembantaian Dukun Santet di Banyuwangi Tahun 1998: Ratusan Orang Tewas Dibacok dan Dibakar

Pelaku pembantaian ratusan orang yang disebut dukun santet memakai pakaian serba hitam seperti ninja.

Khoiron menjelaskan, atas permintaan masyarakat, Komnas HAM telah membentuk tim yang memiliki fokus terhadap penyelesaian kasus yang diduga melanggar HAM tersebut. “Tim sudah dibuat pada Oktober 2014 dan akan berupaya hingga Mei 2015," katanya.

Pembentukan tim dan tindakan pendalaman atas dugaan kasus yang didapat Komnas HAM atas pengaduan dari aktivis HAM, mahasiswa, kiai, tokoh agama, dan masyarakat. Tak hanya ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menurut Khoiron, timnya juga dalam waktu dekat akan meminta keterangan Mapolda Jawa Timur, Kodam V/Brawijaya, PWNU Jatim, PCNU Banyuwangi, PCNU Jember, dan lain-lain.

BACA JUGA: Pelapor Pesulap Merah Ngaku Cicit Mbah Priok, Ini Penjelasan Habib Alwi Shabab Siapa Mbah Priok

Sebenarnya, kasus pembunuhan bermotif tudingan dukun santet tidak hanya terjadi di Banyuwangi saja. Sejumlah kota di Jawa Timur yakni, Malang, Jember, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, Pamekasan, dan Sampang menjadi sasaran yang diduga kuat bermotif politik.

Banyak dari mereka yang tewas adalah guru mengaji, dukun pengobatan, bahkan ada juga pengurus organisasi Nahdhlatul Ulama (NU). Berdasarkan investigasi, tim pencari fakta NU menyimpulkan, korban meninggal tercatat 253 orang. Wilayah dengan korban paling banyak adalah Banyuwangi, yakni 148 orang.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ke Dukun Biar Menang Tanding Sepak Bola, Dukunnya Salah Tiup Jampi-Jampi

Tim pencari fakta NU juga berkesimpulan, para pelaku adalah orang-orang terlatih. Mereka beroperasi menggunakan pakaian serba hitam, sehingga oleh masyarakat disebut sebagai ‘ninja’. Disebutkan, para ‘ninja’ tersebut membunuh mereka yang dituding dukun santet dengan cara yang keji, mulai dari dibacok, digantung, hingga dibakar di dalam rumah.

Temuan tim ad hoc dari Komnas HAM yang dipublikasikan pada 2015 menyatakan jumlah korban tewas keseluruhan mencapai 309 orang, dengan rincian 194 orang di Banyuwangi, 108 orang di Jember, dan 7 orang di Malang. Penyelidikan sempat dilanjutkan ke Kejaksaan Agung pada 12 Januari 2019, namun kenyataannya siapa dalang di balik peristiwa keji yang membuat Kota Banyuwangi dicitrakan sebagai kota santet serta membuat trauma warga Banyuwangi tersebut tersebut belum terungkap.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Download Video YouTube Ubah Jadi Lagu MP3 Pakai MP3 Juice: Dijamin Aman, Mudah, dan Cepat

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image