Home > Sejarah

Pelapor Pesulap Merah Ngaku Cicit Mbah Priok, Ini Penjelasan Habib Alwi Shabab Siapa Mbah Priok

Mbah Priok atau Habib Hasan Alhadad meninggal dunia saat masih bujang dalam perjalanan dari Palembang menuju Jakarta bersama kerabatnya.

Malam Mbah Priok
Malam Mbah Priok

Sementara itu, nama Tanjung Priok sudah ditulis dalam buku Belanda pada abad ke-14. Bagi Belanda, pembangunan pelabuhan baru sangat mendesak. Di Sunda Kelapa, kapal-kapal tidak lagi dapat berlabuh di dermaga. Penumpang pun harus diturunkan 800 meter jauhnya dari tepi pantai dengan menaiki perahu.

Apalagi, ketika itu, Terusan Suez (November 1869) sudah dibuka hingga memudahkan dan mempersingkat waktu bagi kapal-kapal yang datang dari Eropa. Sementara itu, kapal uap telah menggantikan kapal layar. Adanya Pelabuhan Tanjung Priok ikut memodernisasi Batavia dengan masuknya berbagai barang impor buatan Eropa.

BACA JUGA: Gara-Gara Bongkar Trik Kesaktian Dukun Palsu, Marcel Pesulap Merah Konflik dengan Gus Samsudin

Sejak abad ke-19, banyak berdatangan para imigran keturunan Arab (sebagian besar dari Hadramaut) di nusantara. Mereka umumnya datang tanpa istri dan banyak di antaranya merupakan penyebar Islam.

Kakek dari Habib Hasan yang oleh masyarakat setempat diberi gelar Mbah Priuk merupakan generasi keempat yang datang ke Indonesia. Habib Hamid yang wafat di Palembang pada 1820 adalah kakek buyutnya.

BACA JUGA: Gara-Gara Percaya Mistik, Soekarno Ngotot Bacakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus

Dia adalah keturunan dari Habib Abdullah bin Alwi Alhadad, sufi besar Hadramaut dan pengarang 'Ratib Hadad'. Sampai sekarang 'Ratib Hada' dibaca sebagai 'amalan' di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Timur Tengah.

Kakek buyut Habib Hasan Alhadad dimakamkan di... baca di halaman selanjutnya....

× Image