Home > Sejarah

Raden Saleh, Lukisan Pangeran Diponegoro, dan Perang Jawa yang Bikin Bangkrut Belanda

Raden Saleh adalah pelukis berdarah bangsawan Indonesia pertama yang mendapat penghargaan di Eropa.

Lukisan karya Raden Saleh yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro.
Lukisan karya Raden Saleh yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Menurut Hamid Algadri dalam buku Politik Kolonial Belanda terhadap Islam dan Keturunan Arab, Raden Saleh mulai diasuh oleh pamannya Kanjeng Terboyo Bustaman, menantu Pangeran Ario Amangkurat I. Kemudian sejak usia 7 tahun ia diasuh seorang Belanda, Baron van den Capellen atas usaha pemerintah Belanda.

Kesediaan Belanda untuk mendidik Raden Saleh pada hakikatnya dalam rangka politik penjajahan, yakni agar pemuda ini dapat dihindarkan dari pengaruh pamannya Sosrohadimenggala, cucu Sayid Abdullah Bustam alias Kiai Bustam, yang oleh Belanda dianggap pro Pangeran Diponegoro dalam Perang Kemerdekaan di Jawa (1825-1830). Kecurigaan Belanda itu setidaknya dapat dimaklumi. Apalagi dalam Perang Jawa itu, Belanda menghabiskan banyak biaya yang nyaris membuat bangkrut.

BACA JUGA: Download Lagu (MP3) dari YouTube Pakai YouTube Music Premium: Resmi, Legal, Cepat, dan Mudah

Pelukis modern Indonesia pertama yang mendapat penghargaan di Eropa di antara karya terbaiknya yang kini berada dalam koleksi Istana Kepresidenan, adalah ‘Penangkapan Diponegoro.’ Bertentangan dengan pelukis-pelukis lainnya yang menggambar Diponegoro dengan ‘versi Belanda,’ Raden Saleh dengan penuh keberanian menunjukkan kejantanan Pangeran Diponegoro sebagai pemenang yang bermoral, saat pangeran ini oleh Belanda dikelabui di Magelang.

Raden Saleh melukiskan pangeran ini dengan muka menantang saat ia ditangkap. Itu merupakan sebuah karya lukis yang revolusioner dan antipenjajahan. Tidak heran, kalu lukisan ini baru dibawa kembali ke Jakarta oleh Belanda setelah kemerdekaan.

BACA JUGA: Lilrik Lagu Ojo Dibandingke yang Dinyanyikan Farel Prayoga di Depan Presiden Jokowi

Pamannya sendiri, Kanjeng Terboyo, dan putranya di-internir Belanda di kapal ‘Pollux’ karena dicurigai bersimpati pada Diponegoro. Ketika pada 1869 terjadi kerusuhan di Bekasi oleh kelompok Islam, Raden Saleh dituduh sebagai biang keladinya. Kediamannya digeledah, setelah dikepung 50 serdadu bersenjata lengkap.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image