Home > Sejarah

Anak Jaksel Kudu Tahu, Kebayoran Baru Dulunya Hanya Kota Satelit Kini Jadi Daerah Elite

Pada akhir 1948 Kebayoran Baru masih dipenuhi pepohonan, belukar, dan rawa-rawa.
Kebayoran Baru. Rumah Jengki di Kebayoran Baru, seperti terekam dalam film 'Tiga Dara' (1956). Foto: Tangkapan Layar.
Kebayoran Baru. Rumah Jengki di Kebayoran Baru, seperti terekam dalam film 'Tiga Dara' (1956). Foto: Tangkapan Layar.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Proyek kota satelit Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dimulai pada akhir 1948 saat Jakarta kembali dikuasai Belanda yang datang membonceng pasukan sekutu. Kebayoran Baru yang kini diperkirakan berpenduduk lebih dari sejuta jiwa, ketika itu masih dipenuhi pepohonan, belukar, dan rawa-rawa. Setahun kemudian (1949) lebih sepertiga wilayahnya sudah dibebaskan dan mulai dibangun jalan raya penghubung antara Kebayoran dengan Jakarta.

Pembangunan Kebayoran Baru dilaksanakan perusahaan Belanda Central Stichting Wederopbouw yang dikenal dengan sebutan CSW. Perusahaan ini didirikan Agustus 1948. Kantor CSW letaknya beberapa ratus meter sebelum Terminal Blok M dan berhadapan dengan kantor Kejaksaan Agung. Sampai kini kondektur bus masih menyebut nama demikian.

BACA JUGA: Bagaimana RT dan RW di Jakarta Terbentuk?

Pengarang FDJ Pangemanan dalam Tjerita Si Tjonat menggambarkan pada abad ke-19 dari Batavia (Jakarta Kota) ke Kebayoran, bila berangkat sore baru tiba malam hari. Tentu saja kala itu belum ada kendaraan hingga orang harus berjalan kaki. Kebayoran ketika itu merupakan tempat pelarian para penjahat dari Batavia.

Dibangunannya Kebayoran Baru merupakan upaya awal bagi Kota Jakarta untuk menyediakan fasilitas perkotaan terencana. Pada 1949, sepertiga wilayah yang sebagian besar milik warga Betawi sudah dibebaskan.

BACA JUGA: Kaiin Bapa Kayah, Pendekar dari Tangerang yang Lawan Kompeni dan Tuan Tanah Pencekik Rakyat

× Image