Home > Sejarah

Muda-mudi Jakarta Tiru Dandanan Noni Belanda, Cari Gandengan di Gedung Jodoh

Hiburan pemuda pemudi di Jakarta hingga tahun 1950-an belum sebanyak saat ini, bioskop masih merajai.

Peraturan ngelancong sekarang ini jauh lebih longgar. Wanita sudah bebas diajak ke mana-mana zonder permisi pada bokap dan nyokap. Yang sudah kasih itu kebebasan yang dianggap tabu di zaman baheula.

Dulu, si pemuda saat ngelancong hanya ditemani oleh calon mertoku. Si gadis hanya boleh bertemu dengan calon suaminya dengan mengintip dari celah-celah jendela di sebelah dalam pintu rumah. Sementara si perjaka tetap tinggal di beranda luar sambil sebentar-sebentar mengintip ke arah jendela.

BACA JUGA: Y2Mate: Download Video YouTube Jadi MP3 Lalu Simpan di HP, Cepat dan Mudah tanpa Aplikasi

Karenanya ada jejaka yang nekat memilih duduk di bawah jendela. Sewaktu ayah si gadis lengah atau keluar rumah sebentar, sang jejaka memasukkan jari-jarinya ke celah-celah jendela. Tentu saja disambut si gadis. Dan, keduanya merasa sukses bisa bersalaman dan remesan jari di malam itu.

Ngelancong yang dilakukan tiap malam itu tidak boleh berlarut-larut. Biasanya tidak lebih dua bulan. Kemudian ayah si gadis minta pada calon mantu supaya orang tuanya datang meminang putrinya.

BACA JUGA: Pesulap Merah Bongkar Trik Dukun Palsu, Teringat Humor Gus Dur Soal "Jimat" Penumpang Pesawat

Biasanya saat melamar tidak secara langsung. Jalannya berliku-liku. Untuk itu dicarilah orang yang kenal baik dengan ayah dan ibu si gadis.

Biasanya wanita yang dijuluki ‘mak jomblang’, datang ke rumah si gadis sambil membawa sedikit hadiah sebagai ‘tanda putus’. Berarti pertunangan telah disahkan sambil kemudian menetapkan tanggal perkawinan. Biasanya juga tidak lama. Hanya dua atau tiga bulan, maka pasangan ini sudah menjadi suami-istri.

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Dibantu Dukun Biar Menang 10-0 Malah Imbang 5-5, Bolanya Masuk ke Satu Gawang

> Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik

> Humor Gus Dur: Kiai Sepuh Kelelahan Diajak Istrinya Maraton "Bunuh Orang Kafir" di Malam Pertama

> Siapa Sebenarnya Sarinah, Sampai-Sampai Namanya Jadi Nama Mal Pertama di Indonesia

> Humor Gus Dur: Diperintahkan Kiai Puasa Satu Tahun, Malah Puasa Setengah Hari

> Sujiwo Tejo: Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?

> Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image