Home > Sejarah

Preman-Preman dan Bandar Narkoba Kelas Teri Ditangkap, Kok Bandar Utama tak Tersentuh?

Meski kerap ditangkapi polisi, aksi kejahatan masih terus terjadi karena para preman belum jera.

Sayangnya preman-preman masih merajalela di pusat bisnis: Glodok – Pancoran. Saya pernah mewawancara seorang pemilik toko yang menceritakan bagaimana para preman memungut parkir sekehendak hati, meminta jatah dari toko dan warung.

Pada 2009 saja, para preman memasang tarif Rp 5-10 ribu untuk parkir. Kalau tidak dikasih kaca mobil bisa pecah. Hal yang sama juga terjadi di Tanah Abang. Tentu juga di tempat lain.

BACA JUGA: YTMP3: Download Video YouTube ke MP3 di HP Tanpa Aplikasi, Mudah dan Cepat

Premanisme memang banyak terjadi di kota-kota besar, di dunia. Bukan akhir-akhir ini saja.

Seperti pernah dikutip oleh seorang kolumnis di sebuah surat kabar Jakarta, pada April 1965, Robert F Wagner, Wali Kota New York, melancarkan suatu operasi yang dikenal sebagai Operation Crack-down — si kolomnis menyebutnya sebagai Operasi Kemplang, berperang melawan para bandit. Karena, yang dikemplang adalah pembunuh, perampok, dan mereka yang melakukan kejahatan di malam hari di kereta api bawah tanah New York.

BACA JUGA: Belanda Bantu Tuan Tanah Ringkus Pangeran Alibasah, Pejuang dari Cirebon di Tanah Citayam

Selama Operasi Kemplang dijalankan, masih terjadi 223 kejahatan. Tapi, jauh menurun dibandingkan sebelum operasi yang mencapai 589 kejahatan di kereta api New York di waktu malam — berarti kejahatan berkurang 62 prosen. Hasil ini didapat dengan pengerahan banyak tenaga dan mengeluarkan banyak dana.

Operasi berlangsung tiap malam dari pukul 08.00 sampai 04.00 pagi. Untuk lembur dan penambahan polisi menelan biaya 1,8 juta dolar AS.

BACA JUGA: Download Lagu Gratis dari Video Youtube Jadi MP3 Pakai MP3 Juice: Mudah dan Cepat

Pada bulan yang sama sebuah surat kabar memuat berita terjadi perampasan dan penelanjangan di siang hari bolong yang begitu brutal di Jakarta. Peristiwa itu disaksikan cukup banyak orang. Setelah melakukan perampasan, penjahatnya tidak melarikan diri, tetapi berkeliaran di tempat itu untuk beberapa menit kemudian mengulangi kejahatannya.

Karena itulah, Ali Sadikin, gubernur DKI Jakarta saat itu, menyatakan, ”Banditisme di ibu kota harus segera ditumpas”. Tapi, kejahatan di Ibukota tidak pernah surut.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image