Belanda Bantu Tuan Tanah Ringkus Pangeran Alibasah, Pejuang dari Cirebon di Tanah Citayam
Rencana pemberontakan itu tercium polisi yang telah menyiagakan aparat-aparatnya di berbagai tempat. Tetapi, tekad mereka tidak tergoyahkan. Pangeran Alibasah tetap pada niatnya mengadakan serangan pada 5 April, saat yang diramalkan akan terjadi gerhana bulan. Tujuannya kini lebih sempit, yakni serbuan ke Tambun, Bekasi.
Pada pagi hari yang nahas itu, Pangeran Alibasah beserta 100 orang pengikutnya mulai bergerak dari Cimuning ke Tambun. Dalam perjalanan jumlah pengikutnya bertambah jadi 300 orang.
BACA JUGA: Tabrak Kerbau di Ancol, Kereta Nyebur ke Sungai, Dipercaya Ulah Si Manis Jembatan Ancol
Asisten Residen de Kuiper dan Kepala Polisi Maayer yang mendapat kabar tentang serbuan itu lalu berusaha mengadakan perundingan ketika rombongan memasuki Tambun. Namun, serentak terjadi penyerbuan.
Asisten Residen dan seorang dokter Jawa yang kebetulan bertugas di Tambun terbunuh bersama tujuh orang lainnya. Pemerintah segera menyusun kekuatan untuk mengejar para pengikut Pangeran Alibasah yang telah terpencar.
BACA JUGA: Download WhatsApp GB (WA GB) Versi Terbaru Juli 2022: Dijamin Anti-banned, Cepat, dan Mudah
Pangeran Alibasah akhirnya tertangkap pada 17 Juni 1869. Tidak kurang dari 302 orang pengikutnya juga ditangkap. Setelah dilakukan penyelidikan, 243 orang dilepas kembali karena dipaksa ikut menyerang Tambun.
Dua hari jelang persidangan, Pangeran Alibasah meninggal. Hasil persidangan 29 September 1869 adalah, dua orang dijatuhi hukuman mati dan 19 orang hukuman kerja paksa selama 15 tahun.
BACA JUGA: Kemenkominfo Blokir 10 Situs, Teringat Humor Gus Dur Tentang Kiai yang Pamer Internet di Pesantren
Eksekusi hukuman gantung terhadap delapan orang itu mengisi halaman utama harian Bintang Barat edisi Sabtu, 3 September 1870. Pemerintah kolonial Belanda menyebut delapan orang terhukum itu Achts Tamboenmoerdenaars atau Delapan Jagal dari Tambun.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.