Maulana Hasanuddin Dirikan Kota Banten dan Masjid Agung Tepat 1 Muharram/Suro
Untuk mewujudkan cita-cita ini, menurut Tubagus Ismetullah Al Abas, dari Keluarga Besar Kesultanan Banten dan keturunan ke-12 Maulana Hasanuddin, para tokoh dan budayawan Banten akan bertemu akhir bulan Syawal ini. Pertemuan silaturahim yang akan diikuti tokoh Banten dari berbagai tempat di Tanah Air, akan diadakan di Pendopo Masjid Agung. Sekaligus sebagai khaul ke-431 Sultan Maulana Hasanuddin, yang dimakamkan di dalam kompleks masjid. Diharapkan sekitar 50 alim-ulama dan 500 santri juga akan hadir.
Berdirinya Kerajaan Islam Banten di mulai ketika Syarif Hidayatullah beserta 98 orang muridnya dari Cirebon berusaha mengislamkan Banten. Mengikuti jejak Nabi Muhammad saw, dengan akhlak mulia, penuh kesabaran dan ketekunan, dalam dakwahnya ia mendapatkan banyak pengikut. Di antaranya adalah bupati Banten dan hampir seluruh rakyatnya. Bahkan, bupati mengawinkan putrinya dengan Syarif Hidayatullah. Dan, lahirlah Maulana Hasanuddin, yang kemudian menjadi sultan Banten pertama, setelah ayahnya diangkat sebagai Temanggung di Cirebon.
BACA JUGA: Tak Lengkap ke Bandung Jika Belum Menginjak Rumput Alun-Alun Masjid Raya Bandung
Maulana Hasanuddin pun meneruskan usaha ayahnya menyebarkan Islam. Berkat kelembutan hatinya, berbondong-bondonglah orang yang masuk Islam. Menurut sejarawan Inggris, Arnold Toynbee, di antara para mualaf terdapat 800 orang petapa dan resi. Sehingga di Banten kala itu telah terbentuk masyarakat Islami. Hasanuddin mendirikan kota Banten dan istana Sorosowan pada 8 Oktober 1526, bertepatan 1 Muharam 933 H.
Sebagaimana layaknya sebuah kota Islam, Banten Lama juga memiliki beberapa ciri seperti kota-kota Islam yang sezaman di bagian dunia. Di tengah kota terdapat alun-alun, yang digunakan bukan saja untuk kegiatan ketentaraan dan kesenian rakyat, tetapi juga sebagai pasar di pagi hari. Istana Sorosowan terletak di bagian selatan alun-alun.
BACA JUGA: Demi Uang Perjaka Batavia Tergoda Janda-Janda Pejabat Belanda, Orang China Sewa PSK di Mangga Dua
Di sampingnya terdapat sebuah bangunan datar yang ditinggikan dan beratap, disebut srimanganti, yang digunakan sebagai tempat bertatap muka raja dengan rakyat. Sedangkan di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah masjid agung.
Di masjid inilah para sultan menjadi iman, sekaligus khatib pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Penduduk Banten pada masa Maulana Hasanuddin, menurut sejarawan Prof Djajaningrat diperkirakan 70 ribu jiwa. Hal ini menunjukkan betapa padatnya kota ini. Sedangkan, menurut Cornelis de Houtman, ekspeditor pertama Belanda yang datang di Banten (1598), kota ini besarnya hampir sama dengan Amsterdam.
Karena kebesarannya di masa lalu itulah, mensurut Tb Ismetullah melalui pertemuan akhir Syawal ini akan dicetuskan membangun kembali Pusat Kebudayaan Banten, dengan istananya. “Banten tidak perlu ditenggelamkan. Karena kalau tidak ada perhatian terhadap Banten, maka sama saja dengan pemerintah kolonial Belanda,” ujar sesepuh Keluarga Besar Kesultanan Banten itu.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Apakah Mencicipi Makanan Membatalkan Puasa?
> Karena Kurang Biaya, Pemerintah Hindia Belanda Batalkan Rencana Pemindahan Ibu Kota
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Muncul "Sekte Baru" Makan Nasi Padang Pakai Pisau dan Garpu
> Siapa Sebenarnya Siti Latifah Herawati Diah, Sampai-Sampai Sosoknya Jadi Google Doodle
> Gus Baha: Rokok Haram, Tapi...
> Haramkan Bekerja di Perusahaan Rokok, Ustadz Khalid: Sampai Kapan Anda Mau Makan yang Haram
> Humor Gus Dur: Di Pesantren Santri Dilarang Merokok, Kalau Kiai Boleh
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.