Home > Sejarah

Cikal Bakal Menteng, Dibangun untuk Menampung Juragan Belanda dan Eropa

Kawasan Menteng pada 1920-1940-an dibangun sebagai pemukiman modern pertama di Batavia.

Sesudah tahun 1918 bersamaan dengan meninggalnya si perancang, NV de Bourploeg dinyatakan pailit. Sesudahnya gedung ini digunakan sebagai kantor pos pembantu, lalu menjadi tempat AL Jepang pada saat Perang Dunia II.

Sesudahnya dimanfaatkan oleh Staatspoorweg (jawatan Kereta Api masa Hindia Belanda). Setelah kemerdekaan (1954-1964) digunakan sebagai Dinas Perumahan, kemudian sekretariat DPRGR dan MPR (1964-1970) dan Kantor Urusan Agama (KUA) yang sekaligus berfungsi sebagai masjid hingga saat ini.

Kawasan Menteng yang sampai tahun 1970-an dibanggakan sebagai tempat tinggal para diplomat, menteri dan presiden, sekarang sudah tidak asri dan menyegarkan lagi. Rumah-rumah yang dulu hijau royo-royo kini telah dibongkar, sementara lalu lintas dari pagi hingga malam macet.

Kini Menteng sudah tidak lagi jadi impian ketika pertama kali dibangun sebagai kota taman pertama di Batavia. Bangunannya pun sudah campur aduk berbeda ketika masih tertata baik dan diisi dengan bangunan bergaya selaras satu sama lain.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image