Home > Sejarah

Sebelum Citayam Fashion Week Viral, Kampung Citayam Sudah Terkenal Sejak Zaman Kolonial

Sejak era kolonial, Kampung Citayam terkenal sebagai penghasil perkebunan, salah satunya karet.

Setu Citayam tahun 1930.
Setu Citayam tahun 1930.

Pusat kegiatan tanah partikelir di Citayam berada di dua lokasi. Untuk rumah pemilik atau tuan tanah lokasinya berada di sisi barat pinggir setu (danau kecil) yang disebut Setu Citayam. Sementara pabrik penggilingan, gudang, dan tempat para pekerja lokasinya berada di sebelah barat setu (sekarang jadi Perumahan Atsiri).

Nama Citayam semakin tersohor dengan dibangunnya stasiun kereta api yang diberi nama Stasion Tjitajam pada 1922. Letak stasiun ini tepat berada di sisi timur setu. Stasiun itu dibangun sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta Batavia menuju Buitenzorg (Bogor).

BACA JUGA: Sejarah Museum Wayang, Harga Tiket Masuk, dan Lokasi

Hasil-hasil perkebunan Citayam, termasuk karet, dibawa melalui Jalan Pos Polisi dan Pasar Citayam yang sekarang menuju Stasiun Citayam. Lalu dibuat alternatif melalui setu yang sekarang disebut Jalan Pos (kereta api) Citayam. Perempatan yang terbentuk karena pembuatan jalan alternatif tersebut di sekitar Setu Citayam ini kemudian sering disebut sebagai simpang (perempatan) Hek.

Sehingga wilayah Citayam jika dirangkum meliputi setu, area tanah partikelir (landhuis), dan stasiun kereta api. Setu Citayam juga sudah dipetakan dalam peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada 1901.

Peta Landhuis Land Citayam, 1900 (peta: kitlv.nl)
Peta Landhuis Land Citayam, 1900 (peta: kitlv.nl)

Berdasarkan peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada 1901, sudah disebutkan nama Citayam yang ditulis dengan Tjitajam. Dalam peta tersebut terlihat area Citayam meliputi kampung Bojong, Pondok Terong, Rawa Geni, Ratu Jaya, Pabuaran, dan Citayam (Tjitajam) sendiri. Sementara Kampung Citayam yang terletak di barat Kali Pesanggrahan, dengan beberapa kampung lain yang berdekatan, membentuk sebuah desa yang diberi nama Desa Citayam.

Sejumlah tuan tanah juga menguasai wilayah di sekitar Citayam, seperti Landhuis Depok, Cilangkap, Sawangan, Ciseeng, dan Bojong Gede. Saat itu Citayam masuk dalam bagian
Residentie (Provinsi) Batavia (Jakarta), Afdeeling (Kabupaten) Buitenzorg (Bogor), District (Kewedanaan) Paroeng. Saat ini area tersebut masuk ke dalam Kecamatan Cipayung, yang terdiri dari lima desa (kini menjadi kelurahan), yakni Kelurahan Pondok Terong, Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung, dan Cipayung Jaya.

Pada 1999 lima kelurahan tersebut dipisahkan dari Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor dan menjadi bagian Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Lalu pada 2011 lima kelurahan itu melebur menjadi Kecamatan Cipayung.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image