Home > Sejarah

Istana Negara Nyaris Kebakaran Gara-Gara Presiden Gus Dur Marah

Perwakilan mahasiswa yang masuk ke Istana takut ketika Presiden Gus Dur marah.

Para pemuda yang awalnya terkesan garang itu sekarang berubah drastis, duduk tertunduk dalam-dalam. Tangan mereka tertumpu di pangkuan masing-masing. Tanpa kata. Mereka langsung ciut nyalinya ketika Presiden murka.

Ajudan yang ragu memberanikan diri menghampiri Gus Dur dan mempersilakan duduk kembali. Ajudan itu menyorongkan kembali kursi presiden yang sekarang posisinya sudah agak ke belakang dan miring ke kiri.

Presiden kemudian duduk kembali dan meneruskan kalimat-kalimatnya kepada para pemuda yang posisi duduknya semakin melengkung punggungnya karena takut. Lima menit, suasana belum berubah.

BACA JUGA: Di Gedung Ini NU dan Muhammadiyah "Menikah" Hingga Melahirkan Masyumi

Masih terdengar suara Presiden memberikan wejangan kepada tamunya. Kali ini ganti Presiden yang memonopoli pembicaraan. Para mahasiswa hanya mendengarkan sambil sekali-kali mengangguk-anggukkan kepalanya.

Saat suasana sedang mencekam, tiba-tiba aroma menyengat barang terbakar gosong menyeruak di hidung. Disusul dengan asap putih berarak datang, entah dari mana. Kebakaran!!! Petugas panik. “Buka jendela! Buka jendela!!” teriak Paspampres.

BACA JUGA: Benarkah Anak yang Mau Disembelih Nabi Ibrahim adalah Ishak Bukan Ismail? Ini Kata Gus Baha

Setelah beberapa saat dicari-cari dengan kesigapan yang tak terbayangkan, akhirnya sumber asap ditemukan, di ruang itu juga. Asap berasal dari busa tempat duduk kosong yang telah gosong terbakar oleh lampu video.

Asisten lampu video yang sedang menggulung kabel lampu tadi, saking kagetnya mendengar bentakan Presiden, dia nggregeli. Ia keluar dari ruangan dan tanpa sadar meletakkan lampu video yang masih sangat panas karena baru saja usai digunakan, di atas kursi dengan posisi telungkup. Bola lampu yang masih membara menempel pada busa kursi.

Bagaimana dengan Presiden yang sedang di puncak amarahnya? baca di halaman selanjutnya..

× Image