Home > Sejarah

Asal Usul Guling, Tercipta untuk Melampiaskan Hasrat Orang Belanda yang Kesepian

Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, Letnan Gubernur Jenderal Hindia menamai guling sebagai "Dutch Wife" alias istri Belanda.

Guling dimanfaatkan sebagian orang Belanda untuk melepaskan kerinduan terhadap pasangan yang tertinggal di kampung halaman. Ngelonin guling menjadi cara untuk berfantasi membunuh sepi. Semua pria tahu, kesepian adalah musuh terbesar untuk tetap bugar.

Haryoto Kunto & Deddy H. Pakpahan dalam Seabad Grand Hotel Preanger, 1897-1997 (terbitan tahun 2000) menjelaskan, para prajurit atau bahkan pejabat Belanda, akan berfantasi dengan memeluk guling. Mereka berimajinasi seakan-akan benda itu adalah perempuan yang dicintainya.

BACA JUGA: Sekum Muhammadiyah: Promo Miras Holywings Pakai Nama Muhammad-Maria Bentuk Sikap Ekstrimisme

“Bagi pemuda dan pria Belanda yang tinggal di Nusantara, meninggalkan kekasih atau istrinya jauh di negeri Belanda sana, mereka mengobati rasa rindunya dengan cepat berangkat tidur, mengkhayal, seraya memeluk guling erat-erat,” tulis di buku tersebut. Melihat kebiasaan itulah Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, Letnan Gubernur Jenderal Hindia menamai guling sebagai "Dutch Wife" alias istri Belanda.

Salah satu penulis ternama Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, dalam novelnya Jejak Langkah sedikit banyak menceritakan tentang sejarah guling. Pram menyebut orang Indonesia hanya meniru-niru orang Belanda karena belum lama menggunakan guling. Termasuk, Pram menyindir, para priyayi berkepala kapuk.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Porter Bertengkar di Bandara Jeddah, Dikira Jamaah Haji Indonesia Sedang Baca Doa

"Orang Belanda terkenal sangat pelit. Mereka ingin pulang ke negerinya sebagai orang berada. Maka banyak juga yang tak mau menggundik. Sebagai pengganti gundik mereka membikin guling –gundik yang tak dapat kentut itu.”

Guling sebenarnya pertama kali bukan diperkenalkan orang-orang Belanda... Baca di halaman selanjutnya.

× Image