Anak Perawan di Sarang Penyamun, Novel Cinta yang Bikin Orde Lama Kebakaran Jenggot
Dalam perkembangannya, yakni tahun 1962, novel Anak Perawan di Sarang Penyamun ini difilmkan oleh Usmar Ismail. Setelah difilmkan, novel tersebut menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Pengamat film, Duduh Durahman (1970), mengatakan film "Anak Perawan di Sarang Penyamun" yang disutradarai oleh Usmar Ismail pesannya jauh lebih mencuat daripada pesan dalam novelnya. Dengan difilmkannya cerita novel seperti Anak Perawan di Sarang Penyamun, dapat diambil manfaat yang banyak, antara lain, memperkenalkan sastra ke meia yang lebih luas dan memperkaya dunia film kita sendiri.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Rakyat Datang ke Istana Negara Minta Doa, Kalo Politikus ke Istana Minta Jabatan
Usmar Ismail (1964) menyatakan film "Anak Perawan di Sarang Penjamun" pada saat pembuatannya tidak memikirkan hubungan film itu dengan pengarang novelnya karena pada saat itu Sutan Takdir Alisyahbana adalah sastrawan yang tidak punya tanah air. Sutan Takdir Alisyahbana ada di Malaysia, padahal hubungan antara Indonesia dan Malaysia pada saat itu tidak baik (konfrontasi).
Anak Perawan di Sarang Penjamun sebagai novel sangat berbeda dengan filmnya. Cerita aslinya tidak memerinci watak pelaku, sedangkan Usmar Ismail dalam versi filmnya memberikan watak yang jelas kepada tokoh pendukung cerita.
BACA JUGA: Pesawat Berisi 182 Jamaah Haji Indonesia Meledak Menabrak Bukit Nabi Adam di Srilangka
Usmar mengakui film "Anak Perawan di Sarang Penyamun" yang difilmkan itu sesuai dengan selera film yang tidak realis dan hanya segi romantisnya yang ditonjolkan. Idrus (dalam Zuber Usman, 1972) berpendapat pada umumnya hal yang dibeberkan pengarang dapat diterima akal sehat, intelegensi, dan rasa keindahan kita.
Karena itu, buku ini bukanlah cerita biasa saja, melainkan roman sebenar-benarnya. Soal yang diperbincangkan adalah soal yang segar dan aneh, tetapi sungguh pun begitu, dapat diterima dan hal ini hanya mungkin terjadi dengan perbendaharaan ilmu jiwa.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi
> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam
> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.