Home > Sejarah

Titik Nol Kilometer Batavia di Bawah 'Menara Pisa'

Menara Miring Pasar Ikan dibangun pada 1839 dan pernah berfungsi sebagai pengawasan keluar masuknya barang-barang dari pelabuhan Sunda Kelapa.
Menara Syahbandar di Pasar Ikan, Jakarta Utara, menjadi titik nol kilometer pertama Jakarta sebelum dipindahkan ke Monas. Foto: Republika.
Menara Syahbandar di Pasar Ikan, Jakarta Utara, menjadi titik nol kilometer pertama Jakarta sebelum dipindahkan ke Monas. Foto: Republika.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Menara Pisa yang posisinya miring tidak hanya milik Italia saja. Di Jakarta ternyata ada juga menara yang dijuluki "Menara Pisa" karena memiliki kemiringan seperti menara di Negeri Pizza tersebut. Nama menara itu adalah Menara Syahbandar di Pasar Ikan, Jakarta Kota, Menara yang terletak di muka Museum Bahari memang miring meski tak setajam menara Pisa yang dibangun tahun 1173.

Menara ‘Miring’ Pasar Ikan dibangun pada 1839 dan pernah berfungsi sebagai pengawasan keluar masuknya barang-barang dari pelabuhan Sunda Kelapa. Belanda menyebutnya ‘Uitkijpost’.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Jenderal Indonesia Juara Lomba Tebak Umur Mumi, Metodenya Dipukuli Sampai Ngaku

Bila menara Pisa sejak awal sudah miring, tidak demikian dengan menara Syahbandar di Pasar Ikan. Menara tiga tingkat setinggi kurang lebih 20 meter (menara Pisa 60 meter), menjadi miring bukan karena kesalahan konstruksi ketika dibangun.

Menara ini miring karena tidak tahan akibat tekanan dari angkutan raksasa, seperti kontainer dan truk-truk yang tiap hari ratusan keluar masuk pelabuhan Sunda Kelapa. Karena khawatir cagar budaya ini akan lebih miring lagi dan akhirnya runtuh, kini kontainer dan truk-truk yang akan ke pelabuhan Sunda Kelapa dilarang melewatinya.

BACA JUGA: Kesultanan Demak "Kebumikan" Kerajaan Pajajaran Gara-Gara Bersekutu dengan Portugis

Setelah pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok usai (1886), menara yang dalam bahasa Belanda disebut Uitlij itu sudah berkurang perannya. Sampai 1960-an di sekitar tempat inilah tanda kilometer nol Kota Jakarta, sebelum dipindahkan ke Monas.

Dari menara ini, kita akan dapat menyaksikan pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa yang dipadati oleh ratusan kapal phinisi yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air. Kapal layar ini umumnya membawa kayu dan bahan bangunan untuk kebutuhan kota Jakarta. Kehadiran kapal-kapal phinisi ini menarik perhatian wisatawan asing yang banyak mengunjungi pelabuhan ini.

BACA JUGA: Bintang Emon: Kalo Polisi Bisa Jadi Ketua PSSI, Ismed Sofyan Harusnya Bisa Jadi Kapolri

Di depan menara ‘Miring’ terdapat bastion atau benteng Cullemburg plus meriam berusia 3,5 abad. Cullemburg untuk benteng yang dibangun pada 1645 diambil dari nama sebuah kota di Belanda.

× Image