Meski Soeharto Wajibkan Pentaran P-4, Korupsi Tetap Merajalela
Pada 1940 banyak orang Jerman di Indonesia ditahan dan dikirim dengan kapal ke India. Sebagai akibat kemarahan pihak Belanda karena negaranya ditaklukkan oleh Nazi.
Salah satu dari kapal itu yang bernama ‘Imhoff’ terkena bom torpedo Jepang dan tenggelam. Sebanyak 411 orang Jerman meninggal dalam peristiwa itu. Mungkin Jepang tidak tahu kapal Belanda ini berisi para tawanan Jerman. Karena dalam Perang Dunia kedua, Jerman bersama Italia merupakan sekutu Jepang.
BACA JUGA: Hari Tanpa Tembakau, Cak Nun: Larang Tembakau Aku Adukan ke Penciptanya, Tuhan Engkau Diharamkan
Ketika diabadikan 1870-an, gedung yang dibangun awal 1830-an dengan gaya klasisisme ini merupakan kawasan elite khusus untuk warga Belanda. Terlihat di depannya penuh dengan bunga dan berbagai pepohonan lainnya. Di sebelah kanan terlihat sebuah gedung yang pernah ditempati oleh Departemen Kehakiman dan terakhir menjadi gedung BP-7.
Pada masa Pak Harto, rakyat khususnya para pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti penataran P-4, yang dimaksudkan agar mereka lebih memperdalam Pancasila dan UUD. Termasuk kesetiaan kepada negara, meskipun kenyataannya korupsi terjadi di mana-mana.
Penataran P4 kemudian dihapus setelah reformasi. Sedangkan gedung Kemenlu yang terletak di bagian kiri gedung Pancasila, kala itu belum berdiri.
BACA JUGA: Humor: Habib Umar Ditegur Dokter Kalau Merokok Nanti Mati, Dijawab Tenang Saja Saya Bawa Korek