Kongkalikong Pejabat: Korupsi Itu Musuh dalam Selimut, Lebih Jahat dari Cacar Monyet
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pada medio 2006, dilucurkan buku berjudul Gambang Jakarta karya almarhum Firman Muntaco, maestro sastrawan Betawi tahun 1950-an dan 1960-an. Kala itu, karya-karya Firman Muntaco yang dimuat di mingguan Berita Minggu dengan judul Gambang Jakarta sangat digemari para pembaca. Tidak heran kalau mingguan itu mencapai teras ratusan ribu eksemplar berkat daya tarik tulisan Firman.
Setelah peristiwa G30S, Berita Minggu tidak terbit lagi, karena koran PNI tersebut dianggap pro kelompok kiri. Kemudian Firman menulis cerita yang sama di sejumlah harian. Salah satu judul tulisannya adalah Kongkalikong — berkisah tentang seorang kepala jawatan yang memberikan ceramah tentang korupsi dan pemberantasannya, tapi ia sendiri ternyata koruptor kelas kakap.
BACA JUGA: Humor Betawi: Mamat Nemu Ee Ayam di Jalan Gak Mau Bagi Dua, Ih Rakus Mau Dimakan Sendiri
Tulisan itu menunjukkan korupsi sudah merajalela sejak penyerahan kedaulatan awal 1950-an. Tidak heran kalau Bung Hatta pernah menyatakan bahwa korupsi sudah merupakan budaya bangsa. Tapi, baiklah kita simak sedikit cerita almarhum Firman Muntaco berjudul Kongkalikong sbb.
Dalam rangka penyempurnaan Djawatan, tibalah kini giliran pak Sanen — kepala kantor yang akan berceramah di depan pegawai-pegawainya tentang masalah pelik: ”Korupsi & Pemberantasannya”.
BACA JUGA: Humor Betawi: Orang-Orang Apa yang Ditembak Kagak Mati, Orang Gak Kena
”Sudare-sudare,” kata beliau, ”ketahuilah koropsi itu adalah sejahat-jahatnya penyakit di kolong langit ini. Die lebih jahat dari kolera. Lebih jahat dari cacar, karena dia merusak dari dalem, ya dari dalem! Mangkanya dia disebut diumpame musuh dalam selimut! (Mandek sejenak).