Orang Belanda Percaya Rokok dan Arak adalah Obat Mujarab Segala Penyakit
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), masyarakat hanya mengenal dua merk rokok; Siraho dan Koa. Lainnya adalah rokok produk tradisional yang dijual secara ketengan. Di masa peperangan saat hidup rakyat kembang-kempis, banyak yang tidak mampu beli rokok bungkusan.
Untuk penghematan, rakyat umumnya mengisap rokok kawung yang terbuat dari daun nira. Tembakaunya dalam bentuk lempengan. Perokok mencubit tembakau dan melintingnya dengan daun kawung.
BACA JUGA: Gus Baha: Yang Mengharamkan Sebut Rokok Itu Kencingnya Setan
Kala itu, di kampung-kampung banyak penjual tembakau dalam toples besar. Sedangkan ibu rumah tangga memilih makan sirih, atau nyisik. Ada belasan jenis tembakau lempengan yang dijual di kios-kios khusus tembakau.
Pada era rokok kaung ini di kenal istilah lopa-lopa, atau tempat menyimpan daun kaung yang telah diberi tembakau. Lopa-lopa terbuat dari kaleng, atau tikar pandan halus, sebesar dompet.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Rokok Memendekkan Umur, Tapi Kalo Gak Merokok Besok Saya Bisa Mati