Dibilang dari Negeri Kadrun, Imigran Yaman Sebarkan Paham Sultan Ottoman Turki Khalifah Dunia
Dalam kunjungan ke kelompok Arab di Tegal maupun Surabaya, Van den Berg menemukan beberapa kitab kumpulan khutbah Jumat yang menyebut Sultan Istanbul (Turki) sebagai kepala pemerintah (khalifah) yang sah yang dengan rajin memerangi kaum kafir. Kitab ini dicetak di Bombay (Mumbai) India. Menurut Van den Berg, tidak ada bahaya dalam penyebaran itu karena baik khatib (pribumi) maupun warga pribumi tidak mengerti isi khutbah itu. Sampai 1960-an, para khatib masih menggunakan khutbah dalam bahasa Arab yang umumnya tidak dimengerti pendengarnya.
Mr Hamid Algadiri, tokoh masyarakat Arab, memuji sikap Van den Berg yang dinilainya lebih obyektif dan tidak Arabphobi seperti Snouck Hungronje. Menurutnya, Van den Berg sebagai orang yang membela asimilasi keturunan Arab dengan pribumi yang justru ditentang keras Hungronje.
BACA JUGA: Gus Baha Jelaskan Surah Al-Kahfi: Di Surga Terbebas dari Istri Cerewet, Intinya Semuanya Bahagia
Hungronje dalam upaya pemisahannya menempatkan orang-orang Arab dalam kampung khusus. Van den Berg juga berbeda pendapat dengan orang Belanda pada umumnya saat itu yang menganggap orang Arab juga merupakan bahaya laten sehingga harus pula diawasi dengan ketat. Pendapat ini dibantah Van den Berg.
”Memang orang Arab sering taat dalam melaksanakan agamanya, tetapi tidak mengajarkan agama secara paksa dan fanatik.”
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Mudik ke Jombang Disetiri Kiai Wahab Malah Bikin Jantung Dagdigdug
Orientalis Belanda ini meyakinkan para navigator dan pedagang Arablah yang telah memperkenalkan Islam di nusantara. Ia memaparkan, Aceh menjadi tempat pertama yang mereka singgahi, kemudian Palembang, dan abad ke-18 di Pulau Jawa. Sebelum 1859, tidak tersedia data yang jelas mengenai jumlah orang Arab yang bermukim di daerah jajahan Belanda.