Home > Sejarah

Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

Jakarta sejak masih bernama Batavia sudah memiliki banyak kompleks pelacuran.

Meski ditutup karena persaingan usaha, kata "soehian" tetap melekat dan menjadi bahasa baru dalam dialek Betawi yang artinya sial. "Dasar suwean (sialan)," bunyi umpatan yang sering dilontarkan orang Betawi.

Setelah penyerahan kedaulatan, kompleks pelacuran terdapat di berbagai tempat di Jakarta. Seperti Gang Hauber di Petojo yang terdiri dari Gang Hauber I, II, dan III yang oleh Wali Kota Sudiro pada pertengahan 1950-an diganti Gang Sadar. Meski namanya sudah berganti, toh nyatanya banyak PSK dan laki-laki hidung belang tidak sadar-sadar karena sampai awal 1980-an masih beroperasi.

BACA JUGA: Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

Di Sawah Besar terdapat kompleks pelacuran Kaligot, mengambil nama sandiwara Prancis Aligot yang pada 1930-an manggung di Batavia. Sedangkan, di daerah Senen terdapat kompleks pelacuran Planet.

Nama planet ini diambil ketika terjadi persaingan antara AS dan Uni Soviet untuk meluncurkan sputnik ke Plannet pada 1960-an. Atau tempat pelacuran Malvinas di Bekasi yang menjulang saat terjadi perang antara Inggris dan Argentina memperebutkan kepulauan Malvinas (Folkland) di tahun 1980-an.

BACA JUGA: Humor Betawi: Orang-Orang Apa yang Ditembak Kagak Mati, Orang Gak Kena

× Image