Khutbah Idul Fitri 2022, Umat Muslim Bangkit Usai Pandemi
Kita dihadapkan pada dilema antara mencari pundi-pundi ekonomi atau memelihara kesehatan. Memilih kesehatan akan tersendatnya putaran roda ekonomi. Jika satu sektor ekonomi tersendat boleh jadi menghasilkan efek domino bagi sektor yang lain.
Beragam dampak domino tersebut dari psikologi hingga spiritual telah kita rasakan. Seorang bapak yang mengundi nasib pada upah harian harus rela menahan rasa lapar, seorang anak yang membutuhkan kasih sayang harus rela berpisah dengan orang tuanya yang terdampak, seorang muballigh harus rela menghentikan khotbahnya dari mimbar ke mimbar.
Semua itu dilakukan karena khawatir pasukan mikroba parasit sedang mengintai kita di suatu sudut. Selama pandemi kita terus berikhtiar, berdo’a, dan menjalin kebersamaan agar mampu menghadapi musibah ini dengan kesungguhan, kesabaran, dan kebersamaan dalam kekuatan iman yang istiqamah. Allah mengingatkan kaum beriman dalam menghadapi musibah sebagaimana firman-Nya:
مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰهِ ؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ يَهۡدِ قَلۡبَهٗ ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At-Taghabun: 11).