Puasa Tapi Kok Masih Suka Ghibah, Hati-Hati tidak Disukai Allah Nanti
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ramadhan memasuki hari ke 16, artinya sudah setengah perjalanan kita lalui sebelum menuju hari kemenangan, Idul Fitri. Sayangnya sebagian Muslim mungkin kuat menahan tidak makan dan minum sampai Maghrib, tetapi tidak kuat untuk menahan tidak berdusta, atau menghibah alias ngegosip. Padahal, selain mengurangi pahala puasa, hal tersebut tidak sukai Allah.
Al-Imam as-Sa’di berkata, “Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan haram (dusta dan selainnya), serta tindakan dungu, Allah tidak menginginkan (menyukai) orang itu meninggalkan makan dan minum.” (HR al-Bukhari)”
BACA JUGA: Humor: Soekarno Otak Kanan Besar, Habibie Otak Kiri Besar, Gus Dur Sama Besar Tapi Suka Gak Nyambung
Al-Imam al-Utsaimin menafsirkan maknanya adalah segala perkataan dan perbuatan haram yang meliputi berkata dusta, ghibah, menuduh, mencaci maki, dan lainnya. Dan perbuatan dungu seperti ash-Shakhab, yaitu berteriak-teriak karena berselisih (bertengkar), mencaci maki, mencemooh, dan semisalnya.
Hadits di atas bermakna Allah sebenarnya tidak menginginkan (menyukai) orang yang berpuasa hanya semata-mata menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa lainnya. Bukan semata-mata ini yang diinginkan oleh Allah dari syariat puasa, melainkan agar orang yang berpuasa meninggalkan perkara-perkara haram.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama
Inilah hikmah diwajibkannya puasa dalam syariat ini. Sebagaimana firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)
BACA JUGA: Humor Gus: Cinta Sejati Seperti Tarawih Mampu Bertahan Sampai 23 Rakaat, Tapi Mas Saya Muhammadiyah