Home > Sejarah

Jejak PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Rumah Susun Tertua di Jakarta

Sejak didirikan para penghuni rumah susun Klender menikmati fasilitas gas bumi untuk memasak.
Petugas memberikan penjelasan terkait meteran gas kepada warga di salah satu rumah warga pengguna jaringan gas bumi PGN. Foto: Republika.
Petugas memberikan penjelasan terkait meteran gas kepada warga di salah satu rumah warga pengguna jaringan gas bumi PGN. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ina Susilowati paham betul bagaimana rasanya manfaat dari gas bumi milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero). Selama puluhan tahun tinggal di Rumah Susun Klender, perempuan 36 tahun ini sudah menjadi pelanggan PGN sejak keluarganya menempati rumah susun tersebut pada 1984.

"Dari mulai brojol ya orang tua saya sudah jadi pelanggan PGN," kata Ina membuka pembicaraan.

Rumah susun Klender merupakan proyek pertama Perum Perumnas. Sejak dibangun pada 1974 Perum Perumnas menyediakan berbagai fasilitas untuk calon penghuninya, salah satunya gas bumi.

BACA JUGA: 'Wayang Ustadz Khalid' Muncul di Pertunjukan Wayang yang Digelar Gus Miftah

Ina bercerita, sejak kecil ia sudah dibuat nyaman dengan pelayanan PGN. Jika hampir empat dekade silam rakyat Jakarta masih tergantung dengan minyak tanah untuk memasak, kata Ina, penghuni rumah susun tidak pernah khawatir jika minyak tanah langka di pasaran.

Bahkan, ketika pemerintah membuat kebijakan konversi minyak tanah ke LPG tiga kilogram, Ina dan penghuni rumah susun lainnya tidak menerima dampaknya. Ina yang tinggal di lantai 4 mengaku tidak pernah pusing memikirkan langkanya minyak tanah atau gas di pasaran. Ia pun diuntungkan karena tidak pernah repot-repot mengangkat-ngangkat tabung gas.

BACA JUGA: Sindir Ustadz Khalid Soal Wayang, Gus Miftah: Kamu Siapa? Aku Tahu Jenggotmu Panjang

Ina mengungkapkan keuntungan lainnya menjadi pelanggan PGN. Ibu satu anak ini merawikan pernah membuka usaha makanan matang. Saban hari ia harus bangun pukul 03.00 untuk memasak, sebelum dijual pada pagi harinya.

"Coba kalau saya pakai gas tabung, bagaimana repotnya. Kalau gasnya habis, mau cari di mana coba jam tiga pagi?" ucap dia.

"Untungnya," kata Ina melanjutkan, "di rumah saya sudah terpasang gas PGN, jadi tidak perlu khawatir kehabisan gas."

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Takut Intel, Kiai tak Berani Buka Kardus Komputer Berlabel Intel Inside

Pengalaman lainnya juga sempat ia rasakan ketika ada kebocoran tabung. Ia menceritakan bagaimana cepatnya pelayanan PGN. "Waktu itu sih setelah lapor, ada petugas yang datang ke rumah. Setelah dicek, kebocoran di pipa, dan langsung diperbaiki. Pelayanan cepet banget. Selain itu gas ini juga aman, jadi saya da keluarga merasa nyaman meski sudah puluhan tahun," ujar Ina yang mengaku bersyukur bisa menjadi pelanggan PGN secara otomatis.

"Kalau orang-orang Perumnas (Klender) kan mereka kalau tidak salah harus mengajukan permohonan untuk masang gas itu sama PGN. Kalau kami penghuni rusun ya tidak perlu."

Tak hanya pelayanan terbaik yang dirasakan Ina. Ia dan keluarganya juga tidak pernah memusingkan soal tagihan. "Ramah sama kantong. Tagihan gas saya paling mahal Rp 60 ribu sebulan. Itu juga pas masih usaha makanan. Sekarang-sekarang paling Rp 30 ribu," ucap Ina yang mengaku juga dipermudah dalam membayar tagihan.

"Paling biasanya lewat ATM atau ke Indomaret."

Lidya Indrawati ketika mendengar kabar PGN bakal melakukan satu juta sambungan gas melalui program Jargas senang bukan kepalang. Warga Cikarang ini berharap satu juta sambungan gas itu sampai ke Cikarang.

"Di sini saya terkadang kesulitan mencari gas tabung untuk keperluan memasak. Jadi sebagai langkah antisipasi, saya harus bilang ke pemilik warung ketika gas mau habis. Jaga-jaga kalau kehabisan," ujar Lidya.

BUKA LOWONGAN KERJA
PGN kini dilaporkan membuka lorongan pekerjaan besar-besaran bagi para lulusan baru (fresh graduate) dengan pendidikan akhir D3, D4, dan S1. Dalam keterangannya, ada 75 formasi yang disediakan PGN.

Pada rekrutmen kali ini ada dua program, yakni program Bimbingan Profesi Sarjana (BPS) bagi lulusan S1/D4 dan Bimbingan Praktis Ahli (BPA) bagi lulusan D3 dari berbagai jurusan. Adapun lowongannya terdiri dari 60 formasi BPS dan 15 formasi BPA.

“Kesempatan menjadi Perwira Subholding Pertamina ini terbuka lebar bagi yang ingin mengabdikan diri di BUMN, khususnya sektor energi gas bumi," ujar Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN, Beni Syarif Hidayat dalam keterangannya, Senin (21/2/2022).

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image