Home > Budaya

Cerita Mitos Watu Gethuk yang Dikeramatkan Warga Grobogan, Pengendara Wajib Lempar Uang Receh Agar Selamat

Wathu Gethuk dikeramatkan sehingga pengguna jalan yang melintasi tanjakan Guwomanik wajib melempar uang receh untuk beroleh keselamatan.

Ilustrasi tikungan tajam. Pengendara yang melewati tanjakan Alas Guwo Manik di Desa Kedungjati, Kecamatan Grobogan, punya tradisi melempar koin untuk menghormati Watu Gethuk.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Di Indonesia lestari berbagai macam mitos tentang suatu tempat atau wilayah. Seperti cerita mitos pengendara mobil wajib melemparkan uang receh atau koin untuk ketika melewati tanjakan Alas Guwo Manik di Desa Kedungjati, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Dinukil dari situs Perhutani, di pinggir Jalan Purwodadi-Pati, tepatnya di sebuah tanjakan yang menikung tajam berkumpul sejumlah orang yang duduk menunggu lemparan uang receh dari para pengguna jalan. Mereka yang kebanyakan perempuan, memperhatikan setiap kendaraan lewat dengan tatapan pengharapan. Begitu pengemudi atau penumpang melempar uang, orang-orang itu segera berebutan.

Baca Juga: Dapat Durian Runtuh, Warga Desa Rajek Grobogan Masak Pakai Gas Rawa, Tak Perlu Lagi Beli LPG

Mereka warga Dukuh Ngrijo, Desa Jatipohon, Kecamatan Grobogan yang memanfaatkan kepercayaan orang terhadap mitos Mbah Watugethuk. Memang beredar mitos para pengguna jalan yang melintasi jalan tersebut harus melempar yang koin ke sebuah batu.

Batu tersebut berada di kawasan mitos Mbah Selo (Batu) Gethuk. Tradisi melempar uang koin bertujuan agar dalam perjalanan melewati rute tersebut tidak terjadi halangan atau sial. Tradisi itu pun menjadi sumber rejeki bagi warga Ngrijo.

Baca Juga: Tersembunyi di Dalam Hutan Grobogan, Air Sendang Coyo Diyakini Bikin Awet Muda Berkat Karomah Sunan Kalijaga

Wujud Watu Gethuk

Wujud Mbah Watu Gethuk adalah seonggok batu. Karena dipercaya sebagai penjaga kawasan itu, ia dikeramatkan. Pengguna jalan melempar uang receh untuk beroleh keselamatan.

Watu Gethuk merupakan salah satu situs budaya yang dimiliki Perum Perhutani KPH Purwodadi, masuk dalam kawasan hutan petak 106c RPH Ngrijo BKPH Jatipohon KPH Purwodadi. Kisah-kisah yang dituturkan warga makin memperkuat mitos Mbah Watu Gethuk.

Baca Juga: Sejarah dan Mitos Rebo Wekasan dalam Tradisi Jawa dan Islam

Ada banyak versi tentang cerita di balik Batu Gethuk di Grobogan. Keberadaan Watu Gethuk tersebut dipercaya warga sudah ada sejak era penjajahan Belanda. Rumor lain yang beredar, Watu Gethuk merupakan petilasan seorang wali penyebar agama Islam.

Cerita lainnya nama Watu Gethuk diambil dari kisah seorang penjual gethuk, makanan yang terbuat dari ketela atau singkong. Konon menurut seorang warga sekitar, Suwarti, sesuai namanya, batu itu berasal dari gethuk.

Baca Juga: Prabowo Pamer Singkong di G20, Gus Dur Pernah Dibuat Bingung dengan Singkong Jadi Gethuk

Arkian seorang pedagang gethuk dari Sukolilo Pati berjalan menuju Purwodadi. Sampai di tanjakan Alas Guwomanik, dagangannya tumpah dan seketika berubah menjadi batu. Sejak saat itu warga mengeramatkan batu tersebut.

Tak berbilang cerita berbau mistik yang disampaikan warga. Tentang pengendara mobil yang mengalami kecelakaan karena meremehkan Mbah Watugethuk.

Selain itu ada juga kisah Mbah Watugethuk yang pindah secara ghaib. Kepindahan Mbah Watu Gethuk terjadi setelah dipindahkan ke tempat lain saat pelebaran jalan Purwodadi-Pati pada 1977.

Mitos dan cerita-cerita itulah yang membuat Mbah Watugethuk tetap dikeramatkan. Dan warga Dukuh Ngrijo mendapat limpahan berkah atas keberadaannya.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image