Home > News

Efek Buruk Konsumsi Ganja Seperti Ardhito Pramono

Pemakai ganja berpotensi besar menjadi bodoh.
Musisi Ardhito Pramono ditangkap kepolisian karena diduga mengonsumsi ganja. Foto: Republika.co.id
Musisi Ardhito Pramono ditangkap kepolisian karena diduga mengonsumsi ganja. Foto: Republika.co.id

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kabar penangkapan aktor sekaligus musisi Ardhito Pramono oleh kepolisian menjadi sorotan masyarakat. Ardhito ditangkap lantaran dugaan penyalahgunaan narkotika dengan barang bukti ganja.

Pelantun lagu "Bitterlove" itu sempat menyampaikan pernah menggunakan obat-obatan terlarang saat menjadi bintang tamu di acara Ngobrol Bareng Musisi (Ngobam) yang dipublikasikan di kanal Youtube Gofar Hilman pada 24 Maret 2019. "Pernah (pakai) drugs dulu, sekarang sudah enggak sama sekali. Menentukan sesuatu jadi ceroboh, yang dipikir benar jadi salah. Enggak tahu kenapa enggak bisa setop. Jahat banget, adiktif gila," ujar Ardhito kala itu.

Berbeda dengan saat penangkapan kemarin karena mengkonsumsi ganja, Ardhito mengaku dahulu sempat mengkonsumsi "boti" (obat terlarang berbentuk pil atau kapsul) magadon, saat sedang berkuliah di Sydney, Australia.

Lantas apa saja efek buruk ketika seseorang mengkonsumsi ganja?

Kepala Pusat Laboratorium Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigjen Pol Mufti Djusnir mengungkapkan pengguna ganja tidak serta-merta meregang nyawa hingga menemui ajal ketika memakai bahan narkotika itu. Mufti menjelaskan, pemakai ganja berpotensi besar menjadi bodoh.

Efek itu terjadi menyusul diikatnya gelembung oksigen oleh tetrahydrocannabinol THC, zat dalam ganja, yang menyebabkan sel otak menjadi mati. "Ketika mati, sel otak tidak bisa diperbaiki dan hanya sisanya yang bisa dipakai," ujar Mufti seperti diberitakan Republika.co.id

Ketika seseorang mengonsumsi ganja secara terus menerus, sel otak yang mati akan semakin banyak. Padahal seperti kita ketahui, otak manusia mempunyai gelembung udara yang berisi oksigen. Semakin banyak oksigen di dalam otak, seseorang akan semakin pintar, begitu juga sebaliknya.

Pernyataan Mufti diperkuat dengan ucapan dari ahli medis University of Pennsylvania Perelman School of Medicine, Marcel Bonn-Miller. Bonn-Miller menyampaikan ganja dapat mengganggu kecerdasan intelektual dan fungsi mental remaja.

Ia menjelaskan, perkembangan otak pada rentang usia remaja masih terus berkembang. Karena itu, ketika seorang remaja mengkonsumsi ganja, perkembangannya akan rusak.

Penggunaan ganja juga memiliki sederet efek negatif lain. Orang yang mengonsumsi ganja bisa mengalami depresi, halusinasi, detak jantung menjadi cepat, tekanan darah rendah, dan penilaian serta koordinasinya juga terganggu.

× Image